Porostimur.com, Ambon – Konflik dalam hubungan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, cara kita menyikapinya akan menentukan hasil akhir dari permasalahan tersebut. Dalam banyak kasus, konflik sering kali diperparah oleh gaya komunikasi yang keras, di mana seseorang cenderung menggunakan kata-kata atau nada yang menyakitkan, menyalahkan, atau menyerang. Komunikasi ini membuat suasana semakin tegang dan seringkali justru memperburuk permasalahan.
Sebaliknya, ada pendekatan yang disebut Non-Violent Communication (NVC) yang berarti komunikasi tanpa kekerasan yang fokus pada empati, kejujuran, dan pemahaman perasaan serta kebutuhan masing-masing pihak. Komunikasi ini bertujuan menciptakan dialog yang produktif, di mana setiap orang merasa didengar dan dipahami.
Itu sebabnya, gaya komunikasi ini sangat direkomendasikan untuk diterapkan saat menghadapi konflik. Berikut tiga cara mengatasi permasalahan menggunakan pendekatan komunikasi non-violent.
1. Ungkapkan Perasaan dengan Jujur Tanpa Menyalahkan
Salah satu inti dari komunikasi non-violent adalah kemampuan untuk menyampaikan perasaan tanpa menyalahkan pasangan. Ketika konflik terjadi, sering kali kita cenderung langsung menuduh atau menyalahkan pihak lain. Namun, ini hanya akan memicu pertahanan diri dan memperburuk suasana. Alih-alih menggunakan kata-kata yang menyudutkan, coba sampaikan perasaanmu dengan bahasa yang jelas, jujur, namun tidak menyerang.