3 Cara Mengatasi Konflik dalam Hubungan dengan Komunikasi Non-Violent

oleh -14 views

Misalnya, daripada mengatakan, “Kamu selalu mengabaikan aku,” lebih baik ungkapkan dengan kalimat seperti, “Aku merasa diabaikan ketika kamu terlalu sibuk dengan hal lain.” Dengan begitu, Sahabat Fimela mampu mengungkapkan perasaan dan meminimalisir pertikaian. 

2. Fokus pada Kebutuhan, Bukan Tuntutan

Dalam komunikasi non-violent, penting untuk mengenali dan menyampaikan kebutuhan kita. Bukannya membuat tuntutan yang bisa menjadi tekanan bagi pasangan. Tuntutan biasanya menimbulkan perasaan terpaksa, sementara mengungkapkan kebutuhan membuka ruang untuk solusi yang saling menguntungkan. Daripada memaksakan kehendak, cobalah menjelaskan kebutuhanmu dan bagaimana pasangan bisa membantumu memenuhinya.

Misalnya, jika kamu butuh lebih banyak waktu bersama pasangan, daripada berkata, “Kamu harus lebih sering menemuiku,” ungkapkan kebutuhanmu dengan mengatakan, “Aku butuh lebih banyak waktu untuk kita bisa bersama. Yuk atur jadwalnya bersama” Dengan cara ini, kamu tidak memberikan perintah, tetapi mengajak pasangan untuk mencari solusi bersama.

Baca Juga  Polisi Tahan Anggota DPRD Morotai yang Aniaya Warga Halmahera Barat

3. Dengarkan dengan Empati Tanpa Menginterupsi

Sering kali, konflik bisa semakin meruncing karena kita kurang mendengarkan pasangan dengan penuh empati. Dalam komunikasi non-violent, mendengarkan tanpa interupsi adalah kunci penting. Ketika pasangan mengungkapkan perasaan atau kebutuhannya, beri mereka kesempatan untuk menyelesaikan pembicaraan tanpa langsung menyela atau memberikan pembelaan. Hal ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli dan ingin memahami sudut pandangnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.