Cerpen Karya: Mumu Aloha
Bono sedang menceritakan awal perkenalannya dengan Dela dan proses panjang bagaimana mereka akhirnya pacaran dan berujung dengan pernikahan. Aku mendengarnya dengan antusiasme yang sama seperti saat pertama kali mendengar semua itu diceritakan, dan pada saat-saat cerita itu diceritakan kembali. Bono telah mengulang, tanpa ia sadari atau justru ia sadari sepenuhnya, cerita itu empat atau lima kali atau lebih, dan sekarang mungkin yang keenam atau ketujuh kalinya.
Apapun yang diceritakan Bono tentang hidupnya, pengalamannya, apa yang pernah dialaminya selalu menarik bagiku. Sulit menyebut hubunganku dengan Bono itu apa. Tapi untuk sementara anggap saja dia temanku. Teman apa? Nanti kalian akan tahu….
Kami baru saja selesai bercinta. Tidak, tidak begitu tepatnya. Kami baru saja memanggil satu cewek untuk berdua, dan kami telah menyelesaikan bagian masing-masing dengan cepat seperti biasa, lalu, seperti biasa pula terduduk kelelahan sambil merokok dalam keheningan. Bono duduk bersandar di tepi ranjang, dengan kedua kaki selonjor di atas onggokan selimut putih tebal yang acak-acakan. Dia masih telanjang. Aku juga masih telanjang, duduk di sofa di sudut kamar dekat jendela yang lebar. Jendela itu terbuka, dengan pemandangan udara malam yang kelabu, bayangan pucuk-pucuk gedung, dan kerlap-kerlip lampu di kejauhan.