Bukan Malam Terakhir

oleh -41 views

Cerpen Karya: Khatrin Nada Arika

Semilir angin malam menerpa wajah yang tengah memandang jauh sebatas cakarawala. Deburan ombak sesekali hadir menggetarkan gendang telinga, termasuk suara benturan keras itu. Bukan hanya hadir di telinga, tapi terekam jelas di memori jiwa. Tuhan menghadirkanmu hanya untuk menemaniku di malam ini, tapi tidak untuk malam selanjutnya. Tak ada lagi malam cerah bersanding ombak yang mesra mencium bibir dermaga, melainkan hanya tatapan kosong yang memandang jauh ke cakrawala. Kemarilah, temani aku untuk menikmati malam seperti waktu itu! Dengan segelas es durian dan tatapan yang terus mengarah ke depan.

Malam minggu memang selalu berbeda dari malam sebelumnya. Apalagi dihabiskan di sebuah kota yang terkenal dengan kebersihannya. Seperti halnya malam ini di Lapangan Jingga yang selalu ramai oleh pengunjung ketika gulita menyapa. Meskipun letaknnya yang bersandingan dengan Rumah Sakit Hijau, lapangan ini tidak pernah sepi dari pengunjung tiap malamnya.

Claudia, malam minggunya kali ini berbeda dari biasanya. Jika pada malam minggu biasanya ia akan bertolak dari rumah menuju ke Lapangan Jingga, kali ini ia akan memulainya dari RS Hijau. Itu karena ia harus menemani Mamanya yang tengah melahirkan adiknya yang pertama. Ya, tepat delapan jam yang lalu ia resmi menjadi seorang Kakak. Jika kalian bertanya berapa selisih umur Claudia dengan adiknya itu, jawabannya adalah 19 tahun. Jangan terkejut, itu karena Mamanya memiliki gangguan di rahim.

No More Posts Available.

No more pages to load.