Oleh: Made Supriatma, Peneliti dan jurnalis lepas. Saat ini bekerja sebagai visiting research dellow pada ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura
Mobil ini pernah mengangkut Sri Mulyono Nipunegoro ke istana kepresidenan. Itu tampuk tertinggi kekuasaan di negeri ini. Ketika itu, Sri Mulyono adalah orang sederhana, tas tes das des. Ia membangun tanpa menggusur, ia senang masuk gorong-gorong. Pendeknya, seorang pejabat publik yang merakyat dan jadi idaman anak bangsa dan para praja.
Saat jadi walikota di kampungnya, ia memperkenalkan kepada publik Indonesia sebuah mobil. Dia beri nama Esemka karena buatan anak-anak SMK. Penampilan mobil itu, mirip seperti mobil rakyat kebanyakan.
Sri Mulyono adalah seorang pejabat publik yang ‘wok de tok, wok de tok,’ yang dalam bahasa Inggrisnya bisa diterjemahkan sebagai ‘walk the talk.’ Ia tidak omon-omon belaka. Ia tidak hanya bicara konsep. Dia pakai Esemka sebagai kendaraan dinas pribadinya. Di depan kamera wartawan, dia coba sendiri mobil itu.
Ini sangat berbeda dengan para pejabat sekarang. Tidak ada yang ‘wok de tok’ seperti Sri Mulyono Nipunegoro. Pejabat-pejabat sekarang mulai dari presiden sampai ke tingkat bawah, cuman ‘tok de wok’ saja. Omon-omon tanpa pernah melakukannya beneran.
