Porostimur.com, Payakumbuh — Sejumlah sastrawan di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat yang gerah dengan tindak tanduk Denny JA, menolak kehadiran SatuPena di kota tersebut.
Surat pernyataan yang diteken 12 orang sastrawan pada Minggu, 14 Juli 2024, sudah dikirimkan kepada Penjabat Wali Kota Payakumbuh.
Berikut diturunkan Surat Pernyataan tersebut:
SASTRAWAN PAYAKUMBUH TOLAK MASUKNYA SATU PENA KE PAYAKUMBUH
Denny JA dengan kemampuan finasialnya melakukan berbagai cara agar diakui sebagai seorang penyair, bahkan ingin dicatat sebagai seorang penemu genre baru penulisan puisi (yang sama sekali tidak baru, karena penyair Inggris Alexander Pope sudah melakukannya pada abad ke-18) yang ia sebut “puisi-esai”. Pada April 2012 Denny JA memodali penerbitan bukunya sendiri, Atas Nama Cinta dan kemudian, dengan menggelontorkan uangnya yang bagai tak terbatas, melakukan serangkaian rekayasa.
Rekayasa pertama (antara tahun 2012 s.d. 2013): Memodali Jurnal Sajak mengadakan sayembara penulisan “puisi esai” dengan hadiah uang Rp50 juta dan menerbitkan 10 antologi buku “puisi-esai” yang berisikan karya pemenang. Penerbitan 10 buku antologi ini seakan-akan (1) “puisi-esai” menghasilkan banyak pengikut atau pengarang, (2) diterima oleh publik, dan (3) memunculkan popularitas.




