@Porostimur.com | Ambon : Masih tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Maluku, lebih disebabkan minimnya tingkat kesadaran dan perilaku (attitude) masyarakat dalam berkendara.
Perihal ini pula yang menyebabkan Maluku tak bisa bersaing dengan wilayah lainnya di Indonesia dalam hal penurunan tingkat laka lantas.
Apalagi, wilayah lain mengalami penurunan laka lantas dalam kurun tahun 2016 sebesar 6–7%, sementara Maluku tidak mengalami penurunn sama sekali.
Hal ini ditegaskan Kasubdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes (Pol) Drs. Darto Juhartono,MH, kepada wartawan, di Kampus IAIN Ambon, usai menghadiri acara Police Go To School, Kamis (12/4).
Menurutnya melalui kegiatan ini sangat diharapkan ada hubungan baik antara mahasiswa dengan kepolisian, agar dapat menjadi mitra dan meningkatkan kesadaran berlalu lintas.
”Laka Lantas secara rasional, di Maluku masih asngat tinggi. Kalau dibandingkan dengan provinsi yang lain tahun 2016 mengalami sedikit penurunan 6 sampai 7%. Tapi Maluku sendiri belum mencapai target secara internasional karena masih 60%,” ujarnya.
Mengatasi tingginya angka laka lantas ini, akunya, yakni memberian pemahaman yang baik kepada masyarakat dalam berlalu lintas di jalan raya.
”Kendala sangat banyak terjadi, attitude dan perilaku manusianya harus diperbaiki terutama masyarakat pengemudi, cara pandang masyarakat terhadap lalu lintas, supaya mereka dapat memahami,” jelasnya.
Salah satu edukasi tata cara berkendara di jalan raya, jelasnya, yakni dengan penerapan penggunaan CCTV.
Apalagi, program dimaksud sudah diterapkan oleh banyak kota lainnya di Indonesia, sementara di Maluku masih belum bisa diterapkan, terlebih dipengaruhi faktor perilaku tadi.
”Program di kota-kota besar itu bertahap dan kita dorong semua, agar di Maluku bisa terwujud, karena di Maluku belum menggunakan Program CCTV. Kassat sendiri, sudah mendorong kami agar menggunakan CCTV, supaya tidak perlu lagi ada polisi di lapangan. Semua rancangan yang akan dilakukan ini perlu waktu dan upaya,” tegasnya.
Darto mengatakan Kami berkaitan dengan pembangunan infrasturktur, pembangunan budaya, jadi kita harus ke pendidikan dan masih panjang. Karena kalau dilihat data kembali, angka kecelakaaan itu masih banyak dan masih tinggi di Indonesia. Indikator kecelakaan turun, berarti tingkat kesadaran masyarakat meningkat, dengan kata lain saat ini tingkat kesadaran masyarakat masih rendah,” terangnya.
Melalui acara tatap muka langsung dengan masyarakat ini, khususnya mahasiswa, tambahnya, sangat diharapkan bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas yang baik dan benar, sehingga mampu menekan tingginya angka laka lantas di Maluku.
Terlebih, menjelang terselenggaranya perayaan hari besar keagamaan seperti Lebaran.
”Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat dapat memiliki tingkat kesadaran lalu lintas. Dan kesiapan infrastruktur untuk menjelang lebaran sudah sangat siap, baik untuk jalan tol, jalan umum maupun nasional yang akan dilalui. Tinggal kelengkapan fungsional yang harus dilengkapi untuk jalan mudik. Dan dari Dinas Perhubungan sudah menyiapkan dari sisi transportasi umum yaitu kereta api, pesawat maupun kapal,” pungkasnya. (keket)