@Porostimur.com | Ambon : Salah satu materi penting yang dikandung dalam kunjungan kerja rombongan DPRD DKI ke Maluku, Kamis (12/4), yakni masalah pariwisata.
Dimana, tata cara pengelolaan dan memperkenalkan potensi pariwisata yang dimiliki oleh masing-masing provinsi bisa dipelajari dan diterapkan kepada wilayahnya, usai melakukan kunker.
Selain itu, kunker DPRD DKI ke Maluku kali ini sebagai bentuk tindaklanjut atas kunker DPRD Maluku ke DKI sebelumnya.
Hal ini dibenarkan Ketua DPRD Maluku, Edwin A. Huwae,SH, saat berhasil dikonfirmasi wartawan, usai melakukan pertemuan kunker dimaksud.
”Oleh karena itu ada sharing pendapat berkaitan dengan cara mengelola wilayah kepulauan yang merupakan destinasi wisata. Dan juga untuk melihat hal-hal yang dilakukan di Maluku dan bisa diterapkan di wilayah DKI. Begitu juga hal yang dilakukan di wilayah DKI, bisa kita lakukan di Maluku,” ujarnya.
Selain sarana dan prasarana yang dimiliki, akunya, dari sisi pengelolaan fiskal Maluku masih tertinggl jika dibandingkan dengan DKI.
Dimana, DKI sudah mengelola APBD-nya yng mencapai Rp 70 trilyun, sementara Maluku masih mengelola APBD yang hanya mencapai Rp 3,4 trilyun saja.
”Anggaran di DPR DKI 70 trilyun, kalau kita di Maluku hanya 3,4 trilyun. Jauh sekali dengan kondisi fiskal kita di Maluku dalam mengurus pembangunan dan itu kelebihan DKI dalam mengurus hal itu. Kita bisa mengambil 10% saja untuk membuat Maluku menjadi lebih baik,” jelasnya.
Membangun pariwisata, terangnya, bukan hanya dibutuhkan dukungan dana yang mumpuni semata namun juga kreatifitas dari instansi terkait dalam melakukan promosi.
Dimana, promosi potensi pariwisata di Maluku bisa dilakukan melalui liflet maupun media massa sosial lainnya.
Apalagi, akunya, adanya kemajuan teknologi dan informasi saat ini yang sudah demikian berkembang, akan turut mempengaruhi dan mendukung promosi potensi berbagai item pariwisata di Maluku.
”Dalam membangun pariwisata, membutuhkan dana, namun kreativitas dari dinas terkait harus ditonjolkan. Semua yang dilakukan harus ada dukungan dana, kalau kreativitas terutama untuk mempromosikan lewat Liflet dan hal-hal yang bisa saja dilakukan,” tegasnya.
Menurutnya, untuk mendukung upaya pemerintah dalam memperkenalkan berbagai potensi pariwisata, masyarakat juga harus dieduasi tentang melayani para wisatawan yang datang berkunjung.
”Kesiapan masyarakat dalam menerima wisatawan juga harus diedukasi. Karena kalau kita bandingkan dengan masyarakat Bali yang sudah biasa menerima tamu wisata dari kita di Maluku, tentu kita harus lebih baik lagi,” timplanya.
Selain kesiapan dana, kreatifitas dinas terkait dan kesiapan masyarakat, terangnya, masih ada suasana pada lokasi pariwisata yang harus dikondusifkan terlebih dahulu.
Bukan saja lokasi wisata yang ramai, namun lingkungannya harus ramah serta nyaman.
”Syarat utama untuk pariwisata yang baik adalah para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara, sangat ingin suasana terbuka buat mereka berkunjung sebagai tempat pariwisata. Karena itu harus ada tempat yang ramah dan nyaman serta ramai,” pungkasnya.(keket)