Usaha mereka perlahan mulai tumbuh dan menemukanpasarnya. Dengan dampingan CSR Harita Nickel, kelompokini diajari tentang mengemas dagangan mereka secara baik. Mereka juga diajarkan terkait cara pemasaran. Keuntunganmereka pun naik drastis seiring dengan banyaknya peminat. Saat ini, dalam setahun mereka mampu meraup omzet senilaiRp 500 juta.
“Keberadaan perusahaan telah membuka jalan ekonomi barubagi saya dan para perempuan Desa Kawasi lain. Kami yang tergabung dalam kelompok UMKM kini memilikipenghasilan tambahan dari yang sebelumnya hanyabergantung dari hasil mencari ikan di laut,” ucap Mama Cahya dengan bangga.
Keberadaan kelompok UMKM ini menunjukkan bahwahilirisasi tidak hanya memberikan nilai tambah pada produktambang semata, tetapi juga dapat memberdayakanmasyarakat sekitar dan menciptakan perubahan positif dalamkehidupan mereka.
Tentang Harita Nickel
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang mengoperasikanpertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutandi Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Selain IUP Pertambangan, perusahaan sejak 2016 telah memiliki pabrikpeleburan (smelter) nikel saprolit dan sejak 2021 jugamemiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikellimonit di wilayah operasional yang sama. Kedua fasilitastersebut hadir untuk mendukung amanat industrialisasi daripemerintah Indonesia. Harita Nickel menjadi pionir di Indonesia dalam pengolahan dan pemurnian nikel limonit(kadar rendah) dengan teknologi High Pressure Acid Leach(HPAL). Teknologi ini mampu mengolah nikel limonit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, menjadi produk bernilaistrategis berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Denganteknologi yang sama, MHP sebagai intermediate product telahberhasil diolah menjadi produk akhir berupa nikel sulfat dankobalt sulfat yang merupakan material inti pembuatan katodasumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik. (red)