Mengatasi parahnya situasi saat ini di Gaza dan pembalasan Israel yang tidak proporsional, menteri tersebut menyoroti penghentian layanan internet dan telepon di wilayah tersebut.
Dia mengklaim tindakan tersebut “memiliki tujuan yang sangat jelas” untuk menjamin bahwa “Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan tanpa konsekuensi.”
“Kelambanan kita membuat kita menjadi kaki tangan,” tegas menteri tersebut, dengan alasan, “Israel percaya aliansi internasionalnya menjamin impunitasnya.”
“Kita harus bertindak sekarang, besok akan terlambat,” lanjut dia, menyuarakan pesannya kepada para pemimpin UE.
“Putuskan hubungan diplomatik dengan Negara Israel. Menerapkan sanksi ekonomi yang patut dicontoh terhadap mereka yang bertanggung jawab atas genosida ini. Dan tanpa ragu lagi, mari kita bawa Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional, sehingga dia bisa diadili atas tuduhannya, sebagai penjahat perang,” tegas dia.
Ia juga mengimbau warga Uni Eropa untuk turun ke jalan dan bersuara agar “genosida” ini segera berakhir.
IDF meningkatkan serangan udara dan darat di Gaza pada Jumat, menyebabkan pemadaman komunikasi hampir total.
Konektivitas pulih sebagian pada akhir pekan, namun blokade Israel terhadap Gaza terus berlanjut. Tak hanya itu, Netanyahu mengumumkan “tahap kedua” perang melawan Hamas pada Sabtu.