@Porostimur.com | Ambon : Ideologi Patriarki menjadi budaya yang membungkus pertumbuhan dan perkembangan peradaban manusia, bukan saja di belahan bumi bagian barat mnamun juga di bagian timur.
Sayangnya, ideologi ini pun secara perlahan namun pasti mulai terkikis seiring munculnya perkembangan ilmu dan teknologi maupun demokrasi.
Hal ini ditegaskan Sekertaris Kota (Sekkot) Ambon, A. G. Latuheru, saat membuka Sosialisasi Kesetaraan Gender Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pelantikan Pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Ambon Periode 2018-2021, yang bertempat di Marina Hotel Ambon, penghujung pekan kemarin.
”Di negara-negara Barat, Amerika Serikat dan Eropa Barat, budaya tersebut terlebih dahulu terkikis sejalan dengan perkembangan teknologi, demokrasi dan yang lainnya, serta mendudukkan persamaan dan keadilan sebagai nilai yang sentral,” ujarnya.
Baik dalam lingkup domestik maupun publik, akunya, eksploitasi serta kekerasan terjadi terhadap perempuan dan anak-anak kerap terjadi, sehingga perbedaan diskriminasi dan ketidakadilan gender tumbuh dengan suburnya.
Perempuan sendiri, jelasnya, merupakan pendidik utama dalam keluarga, sehingga wajib memanifestasi keluarganya secara baik dan bijaksana.
Apalagi, manifestasi ini dimaksudkan agar anak-anaknya berhasil dan bermanfaat di kemudian hari.
”Hal tersebut dilakukan dengan memberikan pendidikan moral yang baik, karena anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan dengan pendidikan moral yang baik, akan tumbuh menjadi generasi muda yang nantinya akan memimpin dan membawa daerah bahkan negara ini ke tingkat yang lebih tinggi,” jelasnya.
Menurutnya, perhatian atas keberadaan perempuan di Indonesia, masih memerlukan perhatian dari berbagai kalangan.
Baik itu pada tingkat provinsi hingga kota sekalipun, tegasnya, perhatian juga wajib dicurahkan oleh pihak pemerintah, lembaga-lembaga sosial, keagamaan dan kemasyarakatan, yang mempunyai kepedulian terhadap perempuan dengan berbagai problematikanya.
Wadah sosialisasi ini, tegasnya, mampu memberikan pemahaman kepada para peserta tentang keterkaitan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Ambon, terangnya, merupakan lembaga yang dikelola oleh berbagai stakeholder.
Dimana, stakeholder yang terlibat di dalamnya seperti pihak pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, aktivis, pekerja sosial, hingga akademisi.
Sedangkan P2TP2A sendiri, timpalnya, berperan secara aktif melakukan tindakan-tindakan strategis dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender serta dapat mengatasi masalah-masalah sosial terkait perempuan dan anak, pemberdayaan perempuan serta pemulihan dan pendampingan hukum bagi anak korban kekerasan.
”Untuk itu atas nama Pemerintah Kota Ambon, saya memberikan apresiasi yang positif, serta menyambut baik atas pelaksanaan kegiatan di hari ini, sekaligus ucapan selamat atas dilantiknya pengurus P2TP2A Kota Ambon Periode 2018-2021,” tegasnya.
Pelantikan P2TP2A Kota Ambon ini, harapnya, dimaknai sebagai ikatan janji moral para pengurus kepada Tuhan, kepada pemerintah, kepada organisasi dan kepada masyarakat.
”Saya yakin bahwa, P2TP2A Kota Ambon akan terus berupaya menjadi garda terdepan dalam melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan pelayanan, pendampingan dan advokasi bagi perempuan dan anak, sehingga perempuan-perempuan di Kota Ambon, dapat kuat dan mandiri, serta mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya,” pungkasnya. (shinta)