Puisi-Puisi Rudi Fofid

oleh -560 views

YEANROA, SUATU HARI

dengan sampan kayu
kita terus saja menelusur
di kelok pantai yang harum
pohon-pohon bintanggur
menggugurkan daun-daun
angin meniup ikal rambut
dan sampan kita makin lajudi teluk ini kuucap sumpahku
akan mendayung seumur hidup
kubawa kau menuju ombak biru
dan tak akan kubiarkan kau takut
kau lihat pulau-pulau yang biru
ke sanalah kelak kita menuju
sebab Tuhan sudah begitu rindu

ngilngof, 15 november 1999

yeanroa = sebuah estuari di sebelah barat kei kecil, maluku tenggara

======

API


api api api api api apisenja merah di ujung matahari
angin menari di gunung saniri
api berlari membakar langitapi api api api api apiapi biru kilaukan lautan
bakar dada didihkan darah
lelaki muntahkan suaraapi api api api api apiapi putih embun manis
sucikan debu jadi sungai
kilat sambar api mengalirapi api api api api apiapi di ubun-ubun kepala
api ada di dua bola mata
api menyala di darah mudaambon,

14 mei 2012

======

O JANGAN MINTA MAAF


satu batang lilin di meja, kau taruh saat listrik padam
kau baca kitabmu nan suci, ayatnya menutup matamu
kau bermimpi tentang surga yang tak tuntas kau selamapi membakar habis tubuh lilinmu yang begitu kecil
dia menjilat taplak meja lalu memanjat dinding
terus ke atap dan menyeberang ke rumah tetanggaapi menyala dan beritanya sampai ke kantor pemadam
sirine meraung-raung, asap menjamur di langit
lima rumah hangus dijilat si jago merah yang lahapada yang paling pilu, tentang seorang bayi terpanggang api
ibu bayi itu meraung  dengan segenap suara lalu semaput
dia digotong ke  tetangga sampai siuman lalu menangis lagisang ibu memeluk tiang listrik, sambil memanggil nama bayinya
tapi bayi telah jadi arang, terkurung dalam apimu yang bergairah
api menimangnya dengan sayang sambil menyanyikan ninabobokau lihat ibu itu semaput lagi lalu digotong  ke rumah tetangga
setelah  siuman, dia  berdiri terpaku menatap bola api
dia ingin cair bagai  lilin dan  hangus menjadi hitam seperti arangakankah kau terburu-buru menyembah di kaki perempuan itu
lalu akankah kau mengaku sebagai orang paling bersalah
akankah kau minta seribu maaf dan berharap dia memaafkanmuo, jangan sembrono begitu, jangan dekati perempuan itu
sebaiknya kau menuju api, temuilah bayi yang sedang dijilatnya
ciumlah dia sebagai anakmu, biarkan dirimu juga dimakan apio biarkan dirimu jadi arang supaya saat  memasuki rumah abadi
kaulah yang menggendong bayi itu  seperti ibu kandung
maka saat api padam, jenazahmu memeluk jenazah bayi itu