Puncak ‘Perigee’ Masyarakat Diminta Waspadai Rob dan Angin Kencang, Gelombang Tinggi Bica Capai 6 Meter

oleh -468 views

Porostimur.com, Jakarta – Fenomena Perigee akan terjadi pada Senin (26/12/2022) yang berpotensi menaikkan permukaan air laut dan banjir di kawasan pesisir.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologidan Geofisika (BMKG), puncak fenomena Perigee akan terjadi pada hari ini.

Perigee ini adalah kondisi Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi. Posisi bulan bisa berada di titik terdekat atau terjauh dari bumi karena bentuk lingkaran dari lintasan peredaran bulan yang mengelilingi bumi tidak sempurna, melainkan sedikit elips.

Ketika fenomena parigee terjadi, ukuran Bulan terlihat lebih besar dari biasanya. Lalu apa dampak yang terjadi pada bumi dari fenomena ini?

Fenomena yang biasa terjadi adalah peningkatan air pasang karena gravitasi bumi menjadi salah satu dampak utama fenomena parigee. Hal tersebut yang menyebabkan adanya banjir rob di sejumlah wilayah.

Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dalam istilah astronomi yang berkaitan dengan Bulan, terdapat istilah Perigee, Apogee, dan Supermoon.

Perigee digunakan untuk menyebutkan kondisi Bulan berada pada titik terdekat terhadap Bumi. Sebaliknya, Apogee menjadi kondisi yang menandakan Bulan sedang berada di titik terjauh dari Bumi.

Sementara itu pada keadaan Supermoon, selalu disebutkan bahwa Bulan akan tampak sangat besar dari Bumi.

Baca Juga  Polres Kepulauan Sula Janji Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Warga Fatcei

Banjir rob pada pertengahan bulan Mei lalu di beberapa daerah ditengarai sebagai dampak dari Perigee.

BMKG senantiasa memperingatkan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir untuk senantiasa mewaspadai fenomena tersebut. Bannjir rob bisa terjadi saat puncak Perigee atau sesudahnya.

Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 26 – 27 Desember 2022. Gelombang tinggi hingga 6 meter seperti di Laut Natuna Utara berpotensi terjadi di sejumlah perairan.

BMKG menjelaskan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat ke Utara dengan kecepatan angin berkisar 8 – 25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 – 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natura Utara, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Selat Makasar bagian selatan dan Laut Flores.

Baca Juga  Harita Nickel Akuisisi 2 Tambang Nikel Sekaligus

“Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25 – 2,5 meter di sejumlah perairan,” ujar BMKG seperti dalam keterangan tertulis, Senin (26/12/2022).

Gelombang besar itu diprediksi terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue – Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh – Kepulauan Nias, perairan selatan Banten – Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, perairan selatan Kepupalauan Anambas. 

Kemudian, perairan timur Kepuauan Bintan – Kepulauan Lingga, Laut Natuna, perairan utara Pulau Bangka – Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa bagian barat, perairan utara Jawa Tengah – Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makasar bagian tengah dan utara, Selat Sumba, perairan Pulau Sawu – Rote, Laut Sawu, perairan selatan Flores, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Kep. Sangihe, Laut Maluku bagian utara, perairan selatan Pulau Buru – Seram, perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Tanimbar, perairan utara Papua Barat – Papua, Samudra Pasifik Utara Papua Barat – Papua.

Sementara untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5 – 4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat  Kepulauan Mentawai – Lampung, perairan Enggano – barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia Selatan Banten, perairan selatan Jawa Tengah – Pulau Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan.

Kemudian, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah – NTB, perairan utara Kepulauan Anambas, perairan Kepulauan Natuna, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Laut Jawa bagian timur, Selat Makasar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana – Kepulauan Selayar, perairan selatan Baubau – Kepulauan Wakatobi, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera.

“Sedangkan, untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4 – 6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara,” kata BMKG. (red)

Baca Juga  BPS Sebut IPM Maluku 2023 Meningkat 0,71 Poin, Kota Ambon Tertinggi

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.