Saat Para Malaikat Iri Menyaksikan Kemuliaan Rabi’ah al-Adawiyah

oleh -15 views

Rabi’ah al-Adawiyah adalah teladan dalam zuhud dan penghambaan kepada Sang Pencipta. Sepanjang hidupnya, ia mengabdikan diri semata karena Allah SWT.

Diceritakan dalam buku 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Rabi’ah berasal dari keluarga miskin di Basrah. Ia adalah anak keempat dari empat bersaudara. Di masa pertumbuhannya, ayah dan ibunya meninggal dunia, sehingga ia menjadi yatim piatu.

Saat bencana kelaparan melanda Basrah, Rabi’ah terpisah dari ketiga kakaknya. Hingga seorang penjahat menangkapnya dan menjualnya sebagai budak seharga enam dirham.

Rabi’ah dipekerjakan dengan kasar oleh tuannya. Saat tangannya terkilir, Rabi’ah menangis sambil berkata lirih, “Ya Allah, aku adalah orang asing di negeri ini, tidak memiliki ayah ibu. Aku laksana tawanan yang tidak berdaya, sedang tanganku cedera. Namun, semua itu tidak membuatku bersedih hati. Satu-satunya yang kuharapkan adalah dapat memenuhi kehendak-Mu dan mengetahui apakah Engkau berkenan atau tidak.”

Tiba-tiba terdengar suara, “Rabi’ah, janganlah engkau berduka. Di kemudian hari engkau dimuliakan sehingga malaikat-malaikat iri kepadamu.”

Sejak saat itu, Rabi’ah menghabiskan siang harinya untuk bekerja sembari berpuasa, sedangkan malamnya untuk berdoa kepada Allah SWT. Rabi’ah terus berdoa kepada Allah SWT, memasrahkan takdirnya, hingga sang majikan membebaskannya.

No More Posts Available.

No more pages to load.