@Porostimur.com | Ambon : Salah satu nilai yang ingin ditekankan kepada siswa didik yakni kemantapan dari sisi rohani atau acap kali disebut mental spiritual.
Karenanya, meskipun tanpa dukungan riil berupa anggaran pembangunan, pihak SMPN 6 Ambon tetap mengupayakan menyediakan sarana untuk membangun dan mengembangkan mental spiritual para siswa didiknya.
Sarana kerohanian yang dibangun SMPN 6 Ambon dengan usahanya sendiri (swadaya) yakni mushollah, aula kristiani, ruang konseling (bimbingan rohani) serta pojok baca spiritual.
Saat berhasil dikonfirmasi wartawan di Ambon, Rabu (12/9), hal ini ditegaskan Kepala SMPN 6 Ambon, Drs Jantje Mahulette,M.Si.
Menurutnya, piahk sekolah mempersiapkan fasilitas sekolah yang memang dirasakan sangat dibutuhkan untuk pelayanan mental spiritual siswa didiknya.
”Terutama kita sediakan musolah bagi muslim kemudian yang kristen ada satu lokasi yang sudah disediakan tapi belum selesai sekitar 90% yaitu terlaksana untuk ruang buka dan tutup usbu sedangkan musolah sudah 95%, ruang bimbingan konseling sudah 95% sedangkan untuk pojok baca spriritual itu sudah 80%, karena ruangnya sudah ada tinggal buku-bukunya saja. Sedangkan jembatan penghubung antara satu gedung dengan gedung yang lain itu sedang dikerjakan,” ujarnya.
Meskipun sarana pendukung untuk pembinaan dan pengembangan mental spiritual ini belum rampung 100% dibangun, akunya, namun sebagian besar fasilitas dimaksud sudah bisa dipergunakan siswa didik.
”Karena siswa-siswi Muslim mau sholat, mereka harus berjalan keluar kompleks sekolah dan masuk ke kompleks TNI yang ada di samping sekolah. Sementara, di sana mereka harus menunggu bergiliran mengambil air wuduh, kemudian untuk berdoa. Kami merencanakan begitu karena kondisi anak-anak yang begitu. Dan sekarang sudah dipakai meski jendela dan pintunya belum ada, tapi sudah bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Keterbatasan anggaran yang disediakan pemerintah, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga pusat, jelasnya, bukan menjadi penghalang bagi pihaknya untuk mewujudkan penyediaan sarana pembinaan mental spiritual bagi siswa-siswi didik yang sementara menuntut ilmu pada sekolahnya.
“Lalu kemudian anggaran-anggaran yang kita pakai itu anggaran kebijakan sekolah, karena mengingat kebutuhan-kebutuhan itu sangat urgen sekali dan sangat mendesak. Dana yang kita pakai merupakan usaha sekolah sendiri, yang pertama kita bentuk panitia lalu kemudian panitia bekerja menggali dana dari orang tua, alumni dan itu kita dapatkan. Kemudian bantuan juga dari pribadi kepala sekolah dan guru-guru bersertifikat yang sudah diverifikasi, ada yang member bantuan besi, zeng, ada yang kasih uang, semen, semua itu dimanfaatkan untuk infrastruktur sekolah yang belum terlayani oleh pemerintah,” tegasnya.
Meski terkendala anggaran, terangnya, pihaknya mengupayakan pencarian dana melalui penjualan CD vocal grup tim sekolahnya yang menduduki peringkat 1 nasional beberapa waktu lalu.
”Dana yang dipakai juga dari hasil penjualan CD. Kebetulan anak-anak kita di tahun 2017 berhasil menjadi juara vokal grup tingkat nasional dengan predikat vokal terbaik indonesia juara 1, mereka pulang, kemudian saya masukkan mereka ke dapur rekaman. Kita product 5000 keping, lalu 5000 keping itu kita jual untuk orang tua, kepala-kepala sekolah, untuk pegawai kota dan juga di beberapa daerah. Sebagian dari dana itu, kita gunakan untuk membantu pelayanan pembangunan ruang-ruang tadi,” tegasnya.
Upaya menyediakan sarana pendukung ini, harapnya, bisa mendongkrak upaya pembinaan mental spritiual, terlebih mampu mencetak siswa-siswi berpengetahuan spiritual yang mumpuni.
”Jadi semua sudah kita buat semoga kedepan semua itu bisa dimanfaatkan oleh anak-anak kita sehingga seluruh proses pembelajaran dan pendidikan kedepan bisa berjalan dengan baik, bisa memberikan kontribusi yang besar dan kuat bagi anak-anak di SMP Negeri 6 Ambon,” pungkasnya. (vanessya)