Sultan Husain Luncurkan Kalender Hijriah Kesultanan Tidore

oleh -99 views

Porostimur.com, Tidore – Sultan Tidore H. Husain Alting Sjah, meluncurkan Kalender Hijriah Kesultanan Tidore, bersamaan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, (30/9/2023).

Ketua tim penyusun kalender Tidore, Ishak Naser mengatakan, kelender ini dibikin karena pihak kesultanan menginginkan ada rujukan yang lebih kuat dalam penetapan satu Syawal dan Ramadan.

Menurut dia, penetapan 1 Syawal dan 1 Ramadan itu berimplikasi pada keabsahan umat Islam melaksanakan rukun.

“Puasa, salat, dan haji itu rukun. Sehingga, hal tersebut menjadi penting untuk menetapkan penanggalan secara pasti. Begitu dalam hadis Nabi, hisab itu alat bantu. Dan kalender yang kita buat ini dasarnya hisab,” ucap Ishak usai lauching.

Dalam Kalender Tidore ini, kata Ishak, pihaknya menggunakan metode yang diwariskan oleh para orang tua yang saat ini ditemukan dalam naskah tua.

Ishak Naser bilang, berdasarkan sumber-sumbernya bisa ditelusuri dengan jelas, karena metodenya tetap dua. Kita merujuk ke naskah tua Alfalaq Alkamaria dan juga harus diikuti dengan Ruyatulhila, terutama pada 1 Ramadan itu, dalam hadis Nabi harus memastikan melihat hilal.

Baca Juga  BPTD Maluku Cek Kesiapan Kendaraan Penumpang Bus Jelang Nataru

“Apabila tidak melihat hilal, baru menggunakan hisab. Hisab ini digunakan jika kondisi alam tidak memungkinkan mengamati hilal. Dalam situasi begini, teknologi, alat-alat yang kita pakai bisa salah atau keliru,” ungkapnya.

Ishak mengaku, dalam pembuatan kalender ini, idenya lahir saat ia berdiskusi dengan beberapa Bobato, lalu disampikan ke Sultan.

“Sebenarnya bukan Sultan tidak tahu. Sultan tahu masalah ini, karena sudah beberapa kali menyampaikan khusus bagi pelaksanaan puasa dan lebaran. Beberapa kali Sultan putuskan sesuai dengan adat dan masukan dari Bobato, tanpa menunggu sidang isbat,” tuturnya.

Namun, ini tidak berlangsung secara rutin. Kadang menetapkan sendiri, kadang mengikuti pemerintah.Kita mengamati penetapan satu Ramadan dan satu Syawal sering terjadi saling tarik-menarik, sehingga dikhawatirkan keputusan itu invalid.

Baca Juga  Viral! Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Kedua Mempelai Ternyata Wanita

Kalender tersebut, diketahui berlaku selama 100 tahun yang dimulai dari 1445 hijriah.

“Tapi dilakukan persiapan sejak tanggal 5 Syawal 1444 hijriah. Kita menyusun, memastikan satu Muharam 1445 sebagai starting point,” tambahnya.

Kalender Kesultanan ini, secara lisan telah digunakan oleh Kesultanan sejak ratusan tahun lalu, tetapi baru ditulis kali ini, dan menjadi yang pertama di Kesultanan di Maluku Utara.

Sementara itu, Sultan Tidore H. Husain Alting Sjah menyampaikan, naskah yang menjadi rujukan ini, bertebaran cukup lama di orang tua-tua atau para Gosimo yang ada di Tidore. Salah satunya ada di Tete Ning, sebutan akrab kakek Ishak Naser.

Naskah tersebut turun-temurun dari trah Kalfangare, kemudian dirawat dan dijaga sedemikian rupa sampai di Ishak Naser, orang yang dituakan di marga mereka.

Baca Juga  Armada Penyeberangan di Maluku Siap Layani Penumpang saat Natal-Tahun Baru

“Ini juga dikombinasi dengan marga yang lain di Soasio, Gamtufkange, hingga sampai ke Toloa, karena ada kaitan dengan trah dari Fabanyo,” paparnya.

Sultan bilang, naskah ini adalah langkah mengungkapkan kembali apa yang selama ini tersimpan, dan seharusnya diketahui oleh publik.

“Ini publik harus tahu. Karena sangat besar faedahnya apabila kita mengetahui peninggalan-peninggalan masa lalu. Yang kita tahu peninggalan Masehi saja, dan pada akhirnya kita terjatuh dari peninggalan dari masa lalu, padahal itu identitas kita,” ujarnya.

“Contohnya, duhulu orang tidak pernah mengenal hari Minggu. Dan orang tahu adalah hari Ahad. Sementara hari Kamis, orang tahu Hamis. Rabu itu Arba. Dan ini hilang. Sekarang peninggalan-peninggalan tersebut kita hidupkan kembali,” pungkasnya. (Mansyur Armain)

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.