Porostimur.com, Ambon – Ada perasaan yang sulit dijelaskan ketika hati terpaut pada seseorang yang, sekeras apa pun usaha kita, tetap berada di luar genggaman. Rasanya seperti berlari tanpa garis akhir, menyusuri jalan tanpa arah, dan terus berharap pada bintang yang tak mungkin jatuh ke tangan. Tetapi, hidup adalah perjalanan yang penuh kejutan.
Ketika cinta terasa tak terbalas atau harapan untuk bersama seseorang pupus, itu bukan akhir cerita. Justru di sanalah kita diajak untuk belajar sesuatu yang lebih besar: menerima, melepaskan, dan merangkul kebahagiaan baru yang menanti. Lapang dada bukan sekadar menyerah, melainkan langkah berani untuk memerdekakan hati.
1. Mengakui Perasaan dengan Jujur
Ketika kita terus menyangkal apa yang dirasakan, justru luka itu akan semakin dalam. Sikap pertama yang perlu dimiliki adalah keberanian untuk mengakui bahwa kamu merindukan seseorang. Bukan berarti lemah, tetapi ini cara untuk menyapa emosi tanpa melawannya. Sebuah pengakuan sederhana seperti, “Ya, aku rindu, tapi aku tahu batasanku,” bisa menjadi pintu awal untuk berdamai dengan diri sendiri.
Mengakui rasa rindu adalah proses yang sangat personal. Ini melibatkan keberanian untuk menghadapi kenyataan, bukan melarikan diri ke distraksi yang hanya menunda waktu. Tuliskan perasaanmu di jurnal, bicarakan pada sahabat terpercaya, atau renungkan dalam keheningan. Setiap langkah kecil ini membantu hatimu untuk perlahan-lahan melepas beban.