@Porostimur.com | Ternate : Peristiwa naas dialami KMP Bandeng dengan rute pelayaran Tobelo-Bitung.
Pasalnya, di saat sedang melakukan perjalanan dari Tobelo menuju BItung dengan mengangkut penumpang dan barang, Rabu (15/8), sekitar pukul 15.30 Wit, kapal feri dimaksud harus menyerah atas dahsyatnya terjangan mobak di laut yang mencapai 2 meter.
Informasi yang berhasil dihimpun wartawan menyebutkan Staff Ops Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Kelas B Ternate, Fahari Yosua, melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan kapal mesin mati yang dialami KMP Bandeng GT 457 dengan jumlah penumpang 42 orang, sekitar pukul 17.00 Wit.
Sebelumnya, SAR Ternate mencatat informasi yang diterima dari Kepala ASDP Ternate, Wisnu, bahwa KMP Feri Bandeng bertolak dari Tobelo menuju Bitung Selasa (14/8), pukul 22.20 Wit.
Namun pada Rabu (15/8) sekitar pukul 15.32 Wit, DanPos SAR Tobelo menerima telepon dari penumpang KMP Bandeng, Erwin Mahasari (081241415899/082290899376), kapal feri yang ditumpanginya dihantam ombak.
Akibat derasnya terjangan ombak, KMP Bandeng tenggelam di sekitar perairan Loloda sebelah barat depan Pulau Ibu.
Saat bertolak dari Tobelo, KMP Bandeng memuat 18 orang ABK, 24 penumpang, 8 unit truk sedang dan 4 unit truk besar.
Tim Rescue Pos SAR Tobelo sementara berkoordinasi dengan Syabandar Tobelo dan pihak agen KM Feri Bandeng untuk proses pencarian kapal feri dimaksud pukul 15.35 Wit.
KN SAR 237 Pandudewanata diberangkatkan menuju LKP untuk melakukan evakuasi sekitar pukul 16.00 Wit.
Sementara data cuaca yang terekam oleh KN SAR 237 Pandudewanata antara lain jarak tempuh ke lokasi 88.5 Nm dengan Radian 49,29°, selama 4 jam 25 menit.
Sementara kecepatan angin saat itu yang tercatat sebesar 14 knot ke arah 15°, sementara kecepatan arus laut sebesar 0,8 knots ke arah 50°, dengan tinggi gelombang yang bervariasi antara 1,5 hingga 2 meter.
Hingga saat ini, SAR Ternate dan Pos SAR Tobelo masih berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk meneruskan upaya pencarian penumpang yang selamat. (keket)