Oleh: Rusly Saraha, Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Malut
Di atas Batik Air dalam perjalanan dari Jakarta menuju Labuan Bajo, saya memulai menulis ini. Angkasa yang tenang dan sesekali menggoyang membuat konsentrasi kadang pecah, tetapi saya beruntung karena tiba di sebuah Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini pas waktu sekaligus menjadi pengalaman perdana.
Di Labuan Bajo, tepatnya di Zasgo Hotel, Bawaslu Republik Indonesia sedang menghelat Evaluasi Kehumasan. Agenda bertema “Konsolidasi dan Penguatan Sinergi Kehumasan Bawaslu Pasca Pemilu 2024”. Kawan saya Kordiv Pencegahan NTT Amru Noer memberi sambutan pembuka. Ia menabur promosi objek wisata di Provinsi paling selatan Indonesia ini, termasuk Labuan Bajo yang disebut sebagai kawasan wisata premium. Saya membayangkan ini sebuah pagelaran terbaik dari kerja Kehumasan, betapa propaganda yang kuat di dukung fakta-fakta keindahan alam di Labuan Bajo menjadi kian sinergis sehingga menempatkan daerah ini sebagai objek wisata yang paling diminati publik nusantara dan dunia.
Seperti itulah kerja-kerja Kehumasan. Ia mesti memberi warna terbaik dan mencerahkan publik. Pun begitu yang dipertegas anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty yang meminta Humas Bawaslu teguh memberikan keterbukaan informasi, meluaskan jaringan publikasi yang masif serta menjaga kebaruan dengan teknik kreatifitas tinggi. Srikandi demokrasi asal Tanah Pasundan ini berujar “Jika Bawaslu terbuka, publik akan percaya. Dan kita kepercayaan itu muncul, maka mereka akan dengan sukarela terlibat mengawal proses demokrasi yang bermartabat”
Tidak mudah memang membuat publik percaya, sebab ia tak hanya mengudara dalam kata-kata. Kepercayaan dapat ditempuh melalui konsistensi dan aksi-aksi nyata, termasuk dalam menjaga profesionalitas dan langkah-langkah pengawasan yang tertata.
Sumber utama kepercayaan sejatinya adalah cinta. Bagaimana itu dimulai, saya agak kesulitan menguraikannya. Tetapi anda bisa tengok loyalitas dan cinta para fans sepakbola di tengah perhelatan Copa America maupun Euro 2024 ini.
Sebagai penikmat sepakbola, saya ikut menduga laga kamis dinihari 11 Juli 2024 di Signal Iduna Park akan menjadi medan penantian. Siapa yang paling menawan untuk menapaki satu tempat di partai puncak Euro 2024, Inggris ataukan De Oranje Belanda.
Pasukan Tiga Singa datang dengan membawa skuad the dream team. Dipenuhi punggawa elit yang bermain di klub kelas wahid seperti Manchester City, Arsenal, Liverpool, Bayern Munchen hingga Real Madrid.
Meski tampil tak terkalahkan sejak babak penyisihan grup, armada Gareth Southgate menjalani rute sulit di babak gugur, lolos dalam situasi terjepit melawan Slowakia di 16 besar dan memenangkan laga quarter final versus Swiss melalui drama adu pinalti.
Di semifinal ini, Inggris mesti menerima takdir menghadapi De Oranje Belanda. Ini adalah pertemuan ke-23 dari kedua tim dalam jagat bola sepak di berbagai turnamen. Selama adu jago itu, 9 pertandingan berakhir seri. England enam kali berbinar ria dalam kemenangan, sedangkan Holland memukau dengan tujuh kali tampil sebagai the winners.
Salah satu kemenangan menawan skuad negeri Kincir Angin ini adalah tatkala melumat Inggris 3 – 1 di gelaran Euro 1988 yang menempatkan Jerman sebagai tuan rumah. Menariknya trigol De Oranje dilesakkan oleh striker legendaris pengguna nomor punggung 12, Marco Van Basten. Belanda yang kala itu dilatih sang peracik Total Football, Rinus Michels. Belanda kala itu berada dalam formasi berkilau. Selain Ontje Marco, ada Ruud Gullit, Frank Rijkaard dan Defender tangguh, Ronald Koeman yang saat ini mendekap tanggung jawab sebagai entrenador Timnas Belanda.
Koeman yang merasakan caps terbanyak di skuad Belanda menikmati jalan haru di Euro 1988 itu. Ia meresapi benar bagaimana spirit kebangkitan merasuki jiwa Hollanders yang sempat kalah di babak penyisihan, tetapi mampu menyudahi laga Euro 1988 dengan prestasi tertinggi sebagai Juara Eropa. Belanda sukses mengkandaskan mimpi Uni Sovyet di Final Munich. Gol spektakuler Ruud Gullit lewat heading keras dan tendangan voli Van Basten menyihir satu stadion dan meneteskan airmata ribuan orang di Kota Moscow. Laga ini menjadi parade sayonara bagi Sovyet sebelum Gorbachev mengumumkan Glasnot dan Prestroika yang membubarkan ke-adikuasa-an negara terbesar di dunia itu.
Kenangan silam Ronald Koeman itu memberi isyarat bahwa armadanya telah siaga satu. Pertempuran melawan tim Britania Raya. Belanda berada dalam kepercayaan diri tingkat dewa. Koeman masih tetap akan menaruh punggawa lama Virgil Van Dijk dan Memphis Depay sebagai motivator di lapangan. Bersama Nathan Ake, Van Dijk mengerti benar bagaimana atmosfir liga premier yang mayoritas pemainnya membaur di skuad Inggris.
Di sektor tengah, Tijjani Reijnders yang ibunya berdarah Maluku, Lekatompessy akan menjadi poros tangguh dan penopang serangan terbaik. Tijjani akan membantu Xavi Simons, pemain belia yang bersinar terang di Euro kali ini untuk memberi assist manis buat Cody Gakpo. Simons bahkan mendekap posisi terbanyak sementara sebagai pemberi assist bersama Lamine Yamal dari Spanyol. Statistik ini seolah memberi alarm bahwa agresi Belanda memang makin dahsyat dan berpotensi bikin barikade Inggris jadi kocar kacir.
Lalu bagaimana dengan bintang Inggris, Jude Bellingham yang kembali ke Dortmund. Apakah ia akan mendapatkan sambutan hangat disana seperti masa-masa berkesan yang dilewatinya bersama Dortmund di musim 2020 – 2023?. Saya masih mendekap keraguan. Sebab di skuad Belanda ada Ian Maatsen dan Donyell Malen yang sempat menorehkan dua gol ke gawang Rumania saat ini adalah pemain aktif yang berseragam Die Borussen.
So, bagaimana hasil akhir nanti, jangan tanyakan saya. Sebab saya telah menaruh percaya jiwa-jiwa perkasa yang haus gelar, De Oranje, pasti tak henti melinggis Inggris. Sama seperti kepercayaan saya terhadap peran Kehumasan Bawaslu yang memberi dampak besar bagi pembangunan demokrasi bermartabat di republik ini. (*)