Oleh: Made Supriatma, Peneliti dan jurnalis lepas. Saat ini bekerja sebagai visiting research dellow pada ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura
Kabinet gemoy yang baru dilantik belum sebulan lalu sudah mulai bekerja. Dan, untuk saya, yang menarik adalah bahkan sebelum mulai bekerja beberapa di antara mereka sudah mulai kerja besar, yakni berkeluh kesah.
Anda mungkin masih ingat Kementerian HAM, yang tampak susah karena dapat anggaran Rp64 miliar. Mana cukup? Saat ini dia hanya punya 188 staf. Dia bilang, dia perlu 2,544 staf!
“Mana cukup?,” katanya seperti istri yang terima gaji bulanan UMR tapi suami mau makan dengan lauk daging setiap hari.
Ada juga menteri transmigrasi. Dia juga mengeluh kurang anggaran. Saat ini dia hanya mendapat Rp92 miliar. Sementara di masa Orde Baru anggarannya 5,4 triliun.
Selain itu, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengeluh bahwa sumber daya manusia Indonesia itu “low quality.” Lhah, kok baru tahu sekarang? Dia sudah berada di lingkaran kekuasaan selama 10 tahun dan sekarang mengeluh SDM Indonesia itu low quality?
Kemudian ada lagi keluhan dari kepala Badan Gizi Nasional. Dia bilang ada orang jadi broker atau makelar dari program makan siang gratis yang menjadi ‘flagship’ pemerintahan sekarang ini.