Oleh: Abu Rery, Pengajar di MTSN Batumerah Ambon
Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh UNESCO berjudul : “The Social Economic Impact of Literacy” yang dirilis pada tahun 2010, disana mengatakan bahwa efek dari tingkat literasi yag rendah mengakibatkan kehilangan atau penurunan produktifitas. 10 tahun kemudian, tepatnya di tahun 2020 Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan kajian kegemaran membaca. Hasilnya, Maluku berada di urutan ke 26 dari 34 Provinsi di Indonesia.
Hasil ini menunjukan bahwa minat baca masyarakat Maluku begitu minim, padahal kita semua tahu bahwa literasi adalah komponen penting dalam kehidupan manusia. Dengan literasi yang kuat seseorang akan mampu untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik. Selain itu dengan literasi yang kuat manusia akan mampu memahami dirinya, hak-hak hidupnya, serta menerima manfaat dari pemahaman yang dia tangkap dari literasi itu.
Dalam dokumen yang dikeluarkan UNESCO pada tahun 2019 yang berjudul : “Strategy For Youth and adult Literacy (2020-2025)” Hasilnya, riset ini menguatkan kontribusi literasi dalam memberdayakan perempuan dan orang-orang yang kurang beruntung sehingga mereka bisa ikut serta dalam kegiatan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Untuk itu, memastikan akses terhadap penyediaan literasi merupakan upaya yang penting dalam kehidupan orang banyak.