Loela Drakel, “Aku ini Bukan Pintu”

oleh -1,247 views

Oleh: Asghar Saleh, Politisi dan Pegiat Sosial

DI TIMUR, jejak peradaban dituliskan melalui lagu. Beragam genre. Cinta, pengorbanan, rindu, kesetiaan, ketaatan pada sang pencipta, kasih orang tua, semuanya saling memilin dalam lirik dan nada. Ribuan lagu diciptakan. Di antara yang ribuan itu, ada yang melegenda. Di puja orang ramai, meski belum tentu pernah bertemu penyanyinya. Dulu kita mendengar lagu lewat radio, ada lomba sana-sini, lalu kaset berpita suara jadi primadona sebelum digusur compact disk, dvd dan belakangan orang ramai menggunakan berbagai platform media sosial untuk menikmati lagu.

Lagu adalah karya seni yang rumit. Ia semacam “elaborasi” dari karya sastra lain semisal puisi. Perluasan di sini berarti ada amalgamasi dengan karya sastra yang lain. Jean Marie Bretagne menyebut, sebuah lagu adalah sastra yang sangat istimewa karena tempo lagu menciptakan kedalaman makna. Ia menggabungkan lirik dan melodi dalam sebuah harmoni yang berkesan. Sebuah lagu bisa saja tercipta dengan lebih dulu menuliskan lirik-lirik yang mempesona sebagaimana puisi – baru kemudian mencari nada yang pas atau sebaliknya.

Baca Juga  Dunia Kecam Pemukim Israel Bakar Masjid dan Alquran di Tepi Barat Palestina

ada satu kata memori
waktu ku masih bersamamu
kau dambaan hatiku
dan juga selalu ku puja…

No More Posts Available.

No more pages to load.