“Pemasangan alat tersebut baru akan dilakukan antara BMKG, ITB dan tim teknis Kodam Pattimura esok hari sampai 10 hari ke depan,” ujar Agus.
BMKG menurutnya telah menganalisis dan memaparkan kepada awak media terkait dengan gempa yang episenter di Kairatu. Gempa besar tadi sebelumnya telah dipantau dengan gempa pembukaan dengan magnitudo 1,5 hingga 3,5 sejak 28 Agustus 2019. Sumber gempa tersebut dari segmen sesar Kairatu. Di sekitar kawasan ini, BMKG telah mencatat secara historis gempa besar yang pernah terjadi, seperti gempa 1674 (M 7,8 – 8,0), 1899 (M 7,8), 1948 (M 7,9), dan 1950 (M 7,3).
Sementara itu, gempa susulan masih terus terdeteksi. Hingga pagi tadi (17/19), pukul 09.00 WIT, BMKG merilis gempa susulan pascagempa M 6,5 sejumlah 1.637 kali. Dari sejumlah gempa susulan tersebut, 184 gempa susulan dapat dirasakan warga setempat.
Data BPBD Provinsi Maluku per hari ini (16/10), pukul 18.00 WIT, mencatat total penyintas berjumlah 103.327 jiwa. Jumlah penyintas tertinggi berada di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dengan angka 90.833 jiwa, sedangkan Kota Ambon 6.251 dan Seram Bagian Barat (SBB) 6.244.
Gempa dengan magnitudo 6,5 dan berkedalaman 10 km ini menyebabkan 361 luka ringan dan 4 luka berat. Data terkini untuk korban meninggal dunia berjumlah 41 orang, dengan rincian Kabupaten Malteng 18 orang, Kota Ambon 12 dan SBB 11.