“Sisa dari ke klinik sama buat beli obat mama saya pakai buat kebutuhan makan dan sehari – hari. Kalau ada lebihan saya ngajak mama buat sekadar jalan – jalan,” papar Dinda.
Bisnis prostitusi di apartemen ini berhasil terbongkar setelah pejabat Satpol PP Kota Tangerang menyamar sebagai pelanggan.
TribunnewsBogor.com melansir Tribun Jakarta, Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli mengaku tidak mudah menjaring para kupu-kupu malam online tersebut.
Pasalnya, para PSK yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen yang disewakan dengan tarif Rp 250 ribu perhari.
“Mereka selektif dalam menerima tamu, setelah sepakat tarif kita diminta menunggu di lobi. Setelah itu ada beberapa pria yang turun yang memantau kita, kalau mereka anggap aman PSK itu langsung turun dan menjemput kita,” ujar Ghufron yang menyamar sebagai pelanggan saat dikonfirmasi.
“Kalau mereka rasa kurang aman mereka membatalkan transaksi yang telah disepakati,” sambung dia.
(red/tribun)