“Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa? Ada anak bertanya pada bapaknya, tadarrus tarawih apalah gunanya? Lapar mengajarimu rendah hati selalu. Tadarrus artinya memahami kitab suci. Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi…..”.
Oleh: Alwi Sagaf Alhadar, Kolumnis
SETIAP jelang datangnya bulan suci Ramadan, lirik dan rhytim tembang lawas di atas selalu mengisi ruang memori saya. Ya, tak salah. Senandung gubahan BIMBO – kelompok pemusik bersaudara asal kota kembang Bandung – ini memang diciptakan khusus untuk memuliakan Ramadan.
Bulan yang selalu dan selalu dinantikan serta dirindukan umat Islam. Ditambah dengan narasi yang puitis nan agamis hasil renungan sastrawan senior Taufik Ismail, membuat kaum muslimin dan muslimat yang mendengar lagu ini pasti tersentuh nuraninya.
Judulnya pun terbilang unik dan tidak biasa. “Ada anak bertanya pada bapaknya”. Memang kelompok musik ini selalu mengangkat berbagai tema terkait dengan realitas keseharian untuk digubah menjadi senandung nan indah. Apakah itu yang ada di sekitar mereka, hingga lintas-batas jagat global.
Lagu ini menuturkan dialog spontanitas nan polos yang terjalin antara sang anak dengan bapaknya. Alur dialog pada tembang ini “mengalir sederhana” terkait aktivitas ibadah dalam bulan yang lebih mulia dari seribu bulan. Ada proses tanya jawab di situ.