Namun, pernyataan dan aksinya justru semakin membuatnya terisolasi. Bahkan di Swedia, tempat ia mencari perlindungan, ia menghadapi kecaman dan ancaman yang terus-menerus. Permohonan suakanya ditolak, dan ia dikabarkan sering berpindah tempat tinggal demi menghindari kemungkinan serangan.
Kematian Salwan Momika bukanlah isu baru. Sebelumnya, beberapa rumor tentang kematiannya sempat beredar di media sosial, terutama setelah ia menjadi sasaran ancaman dari kelompok ekstremis. Namun, kali ini, laporan kematiannya benar-benar dikonfirmasi oleh kepolisian Swedia.
Sejauh ini, belum ada kejelasan mengenai motif dan identitas pelaku penembakan. Namun, insiden ini menggarisbawahi bagaimana tindakan provokatif terhadap simbol keagamaan dapat berujung pada konsekuensi yang berbahaya.
Swedia kini menghadapi tekanan untuk memperketat kebijakan terkait kebebasan berekspresi, terutama dalam konteks aksi-aksi yang dapat memicu ketegangan sosial dan politik. Kematian Momika, meski kontroversial, menjadi babak terakhir dalam perjalanan hidup seorang pria yang memilih jalur konfrontatif dalam menyuarakan pandangannya.
(red/beritasatu)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News