Segala Luka Kembali Menganga

oleh -13 views

Cerpen Karya: Krisnaldo Triguswinri

“Kita pernah bahagia,” ucap Dien Keumala. Ia bicara menunduk. Menatap gelas cokelat dan menjumputi meses dari atas donat. Ia sukar bersitatap. Menatap Rajendra dapat menggerogoti bagian paling emosional di tubuhnya. Melankolia.

Rajendra termenung. Ia hentikan ketukan-ketukan jarinya di atas meja. Dan, dengan wibawa seorang pria, ia gerakkan tangan, mengeratkan jari-jemari, lalu meletakkannya di pangkuan bagai tengah berdoa. Ia pandangi kecemasan Dien Keumala dan berkata, “Kita memang lama sekali pernah bahagia.”

Di kafe mencuat musik The Cure, Cut Here. Mendengarnya, apalagi dalam suasana kalut, dapat mendorong siapa pun membuat garis pada lengan nadi tangan kiri mereka, dan tak lupa menggambar gunting.

Baca Juga  Kamis Nanti Imran Yakub Jalani Sidang Perdana Selaku Tersangka Penyuap eks Gubernur Malut AGK

“Kamu pernah nangis dengan lagu ini,” ucap Rajendra. Berharap ucapannya mencairkan suasana. Tetapi sebaliknya. Perempuan itu mengerling. Melirik Rajendra sebentar, lalu menatap ritmis hujan pada sela jendela. Terus berulang tiga kali.

“Karena paksaan perjodohan?” tanyanya masygul.

Sebetulnya bukan perjodohan yang membuatnya kesal. Tetapi ingatan akan keluarga. Dien Keumala nyaris dijodohkan dengan seorang tentara. Tetapi ia menolak. Betapa mengerikan tentara di benaknya. Terpahat pula luka panjang yang menggores ulu hatinya. Sebab, Kakek dan ayahnya tewas di tangan mereka.

No More Posts Available.

No more pages to load.