Oleh: Saiful Huda Ems, Lawyer dan Jurnalis
Mulai terlihat sangat terang benderang perburuan terhadap sosok-sosok kritis di negeri ini semakin gencar lagi dilakukan, kali ini korbannya bukan lagi akademisi melainkan politisi, yang partainya memenangkan PILEG selama tiga kali berturut-turut, yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Mas Hasto –demikian kami biasa memanggilnya– yang selama ini dikenal sebagai politisi yang terdepan menyuarakan keadilan dan memprotes keras terhadap berbagai kebijakan Pemerintahan Jokowi, dan memprotes paling keras terhadap ambisi Nepotisme Politik Jokowi yang lupa kacang pada kulitnya, menjadi target sasaran utama perburuan tokoh-tokoh politisi kritis di negeri ini. Maka tak heran beliau baru berstatus sebagai Saksi saja, sudah diperlakukan oleh KPK secara tidak wajar, tidak profesional dan tidak proporsional.
Ketika Mas Hasto dibiarkan sendirian di ruang pemeriksaan yang sangat dingin selama berjam-jam hingga ruang pemeriksaan di KPK menyerupai Kamp Konsentrasi NAZI, seorang penyidik dari KPK mendatangi staf Mas Hasto yang bernama Kusnadi, yang saat itu ia sedang duduk-duduk di ruang lobby KPK menunggu tim kuasa hukum Mas Hasto yang mau melakukan konferensi pers.