Porostimur.com, Gaza – Krisis kelaparan di Jalur Gaza semakin memburuk seiring dengan menipisnya stok makanan di wilayah yang porak-poranda akibat agresi Israel.
“Kelaparan semakin parah di Gaza,” kata badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dalam sebuah pernyataan.
Menurut UNRWA, warga Gaza termasuk banyak anak-anak, kini bergantung sepenuhnya pada bantuan dari organisasi-organisasi kemanusiaan untuk sekadar bertahan hidup. Mereka juga mengungkapkan bahwa stok tepung di Gaza mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir.
“Hampir 3.000 truk bantuan UNRWA bersiap memasuki Gaza,” kata UNRWA.
“Pengepungan ini harus dihentikan,” tambah lembaga ini.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyoroti anak-anak di Jalur Gaza menderita kelaparan akibat blokade yang diberlakukan Israel, yang terus menghalangi masuknya makanan serta kebutuhan pokok lainnya. Ia menilai bencana kelaparan ini sebagai situasi yang didorong oleh motif politik, karena permohonan untuk mengizinkan masuknya pasokan tidak direspons oleh pihak Israel.
Sejak Oktober 2023, hampir 51.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, telah menjadi korban jiwa akibat serangan Israel.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.