Tendensi Memaksakan Pilpres Satu Putaran

oleh -53 views

Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation

Jauh sebelum pencapresan berbagai wacana tentang pilpres ini menampakkan banyak keanehan. Dari sinisme yang terbangun bahwa Anies tak akan bisa masuk dalam bursa capres, hingga pernyataan seorang menteri dan politisi senior yang mengatakan “hanya akan ada dua capres”. Seolah kekuasaan dan keputusan pencapresan itu ada dalam genggamannya. Belakangan kita mendengar ungkapan “iya tunggu aja. Semoga Anies lolos jadi capres”. Kita tahu yang dimaksud itu bahwa dia gak yakin Anies bakal berhasil jadi capres RI.

Belakangan kita juga dengarkan wacana aneh nan menggelikan. Dalam sebuah proses politik yang demokratis ada yang mengusulkan agar rakyat Indonesia membangun “konsensus” atau aklamasi untuk memilih paslon tertentu. Saya katakan aneh dan menggelikan karena sedemikian parahnya ketidak warasan yang terjadi pada orang tersebut. Sungguh tidak waras sebuah proses demokrasi tapi dilabeli dengan kata “aklamasi”. Demokrasi itu prosesnya adalah kompetisi yang terbangun dalam kewarasan rakyat untuk memilih mana yang secara rasional dianggap lebih ideal untuk memimpinnya.

Baca Juga  Dinas PUPR Kab. Kepulauan Sula Gelar Bimtek Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung

Kenyataannya Anies adalah capres pertama yang mengumumkan cawapresnya, sekaligus paslon pertama yang mendaftarkan diri ke KPU. Proses-proses yang terjadi dalam perjalanan pencapresan Anies adalah kerja-kerja yang terstruktur dan directed (terarah) sehingga target-target yang ingin dicapai berjalan lancar dan berhasil di tengah ragam upaya penjegalan.

No More Posts Available.

No more pages to load.