Oleh: Smith Alhadar, Penasihat Institute for Democracy Education (IDe)
Mulyono di Vatikan
Umat Katolik berduka atas kepergian Bapak Suci Paus Fransiskus. Para tokoh dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bergegas ke Vatikan untuk takziah. Sebagian tulus mengungkap duka cita, sebagian lain mencari perhatian global. Dari Negeri Konoha hadir Mulyono yang punya reputasi buruk. Jemaat Katolik domestik kecewa mengapa Mulyono yang diutus. Maka, para wartawan mencari Presiden PS untuk minta penjelasan.
Wartawan: “Rakyat kecewa Bapak mengutus Mulyono ke Vatikan. Padahal, masih ada beberapa mantan presiden lain yang lebih pantas.”
PS: “Sebentar, siapa bilang saya yang mengutus beliau?”
Wartawan: “Buktinya, Mulyono yang mewakili negeri kita.”
PS: “Apa mau dikata, beliau mengutus dirinya sendiri.”
Wartawan: “Tapi Bapak bisa mencegahnya.”
PS: “Jangan pura-pura bodoh. Mana mungkin saya mencegah kemauan bos saya!?”
Wartawan: “Sebenarnya Mulyono mau apa sih, Pak?”
PS: “Beliau ingin komunitas global pun tahu bahwa dia masih ada.”
***
Konklav untuk Paus Baru
Vatikan sedang sibuk menyiapkan konklav untuk memilih Paus baru pengganti Paus Fransiskus. Mulyono langsung beli tiket untuk terbang ke Vatikan. Publik domestik khawatir ia akan cawe-cawe dalam event penting ini. Maka wartawan pergi menemui presiden untuk mengungkap keprihatinan publik.