Datangi Kejati dan Polda Maluku Mahasiswa Unpatti Desak Usut Dugaan Gratifikasi Rp26 M Saat Pemilihan Rektor

oleh -154 views

Porostimur.com, Ambon – Sejumlah mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Unpatti menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku, Senin sore (13/11/2023).

Mahasiswa mendesak Kejati Maluku segera mengusut dugaan “money politik” dan gratifikasi dalam pemilihan Rektor Unpatti Ambon yang berlangsung pada 7 November 2023 lalu.

“Kami minta Kejati Maluku dan Polda Maluku segera mengusut dugaan money politik dan gratifikasi dalam proses pemilihan Rektor Unpatti,” teriak koordinator aksi Amidan Rumbouw dalam orasinya.

Dalam aksi demo itu mahasiswa menuding proses pemilihan Rektor Unpatti sarat dengan politik uang.

Mereka menduga calon Rektor terpilih Prof Fredy Leiwakabessy yang juga Pembantu Rektor I bersama pendukungnya
telah menggunakan uang senilai Rp26 miliar untuk menyuap sejumlah pihak guna memenangkan pemilihan rektor.

Anggaran itu kata mahasiswa diambil dari uang sisa remunerasi para dosen dan pegawai Unpatti yang selama ini disimpan di salah satu bank yang selama ini bekerjasama dengan Unpatti.

Baca Juga  Manchester City Tumbang di Kandang Aston Villa

Uang yang ditarik dari bank tersebut senilai Rp 20 miliar sementara sisanya Rp 6 miliar dikumpulkan oleh para pendukung calon rektor.

“Jadi uang suap untuk memenangkan rektor itu ada Rp 26 miliar itu terdiri dari Rp 20 miliar uang remunerasi dosen dan pegawai yang mengendap di salah satu bank dan sisanya itu ditanggung oleh para pendukung calon rektor,” beber mahasiswa.

“Kami minta aliran uang dan gratifikasi senilai Rp 26 miliar itu diusut tuntas,” teriak mahasiswa.

Mereka juga menuding Rektor Unpatti Prof MJ Sapteno diduga ikut terlibat politik uang dan gratifikasi dalam upaya memenangkan calon rektor yang didukungnya.

Indikasi itu semakin kuat kata mahasiswa karena sehari sebelum pemilihan rektor dilakukan, Prof MJ Sapteno bersama calon rektor Prof Fredy Leiwakabessy sempat berangkat ke Jakarta untuk agenda yang tidak jelas.

Baca Juga  Kandepag Kepulauan Aru Gelar Rapat Perdana Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H

“Kami menduga keberangkatan itu untuk melobi pengamanan calon rektor ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi,” teriak mahasiswa.

Selain mendesak jaksa dan polisi mengusut kasus tersebut, mahasiswa juga berencana melaporkan kasus tersebut ke
KPK untuk diusut.

“Kami juga meminta PPATK untuk menelusuri transaksi Rp miliar di bank yang bekerjasama dengan Unpatti tersebut,” desak mahasiswa.

Sementara itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Maluku yang menerima perwakilan pendemo berjanji akan mendalami kasus tersebut.

Ia juga berjanji akan menyampaikan tuntutan mahasiswa itu ke Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku sebagai pimpinannya untuk segera ditindaklanjuti.

“Untuk laporannya nanti kita masukan dan pimpinan akan membentuk tim untuk mendalami apa yang sudah dilaporkan ini,” katanya.

Baca Juga  Wisuda Taruna Poltekip/Poltekim, Yasonna: Bekali Diri dengan Softskill, Jadilah Taruna yang Unggul dan Kompetitif

Kepada para pendemo Wahyudi juga berjanji pihaknya akan mengusut dugaan suap dan gratifikasi yang dilaporkan tersebut secara profesional.

“Kita tidak akan tebang pilih dan akan mengusut secara profesional, kalau terbukti akan kita lanjutkan dan kalau tidak maka kita tidak bisa mengkriminalisasi seseorang,” katanya.

Setelah mendengar penjelasan dari pihak Kejati Maluku, para pendemo kembali melanjutkan aksinya ke Polda Maluku.

Aksi yang berlangsung di Polda Maluku, mahasiswa sempat di cegat oleh polisi dengan alasan surat izin aksi demo belum masuk.

Sampai berita ini dinaikkan, Rektor Unpatti Ambon MJ Sapteno dan Warek 1 Fredy Leiwakabessy yang disebut namanya dalam orasi serta pernyataan sikap itu belum berhasil dikonfirmasi. Kabarnya kedua petinggi di Unpatti beserta rombongan tim pendukung sedang berada di Jakarta. (Mizar Safari Maasily)

No More Posts Available.

No more pages to load.