Empat Rupa
Yang menyala lebih kobar daripada api. Lebih meredakan daripada air.
1/
Telapak tangan terbuka menghadap wajah, sepuluh jari menengadah: “Oh, hamba yang begini simpuh, saksi tiada keagungan lebih agung darimu.”
2/
Berbalik, menghadap tanah. Ini tangan tolak bala: “Kembalilah dari murka ke murka.”
3/
Mengeratkan tangan kiri dan kanan. Telah kukuh berpuluh-peluh. Di atas sajadah, dimasaknya doa: “Tuhan, tidaklah tubuh ini hanya seonggok daging yang menunggu, merangsek jadi debu.”
4/
Tangan itu lebih dekat dengan mulutnya: “Bau melati, bunyi katrol di sebelah dinding, dan sebuah lonceng. Bismillah… bersihkan tubuhku dan lewati jalan menuju sumur itu.”
Ibu, kurasakan seseorang dalam kepalaku.
“Dia: kematian yang mencintaimu, Nak.”
Seram Selatan, April 2020
=======
Mayat
1/
Pagi putih
Seorang perempuan memenggal kepala
Meletakkannya di tungku
Mayat-mayat berjalan tanpa kepala
2/
Lelaki itu membawa sajadah
Melangkah masuk ke lorong-lorong
Bertemu mayat-mayat tanpa kepala
3/
Malam telah matang
Keduanya saling membunuh dengan cinta yang berlarat-larat
Seram Selatan, April 2020
========
Merobek Tubuh Puisi
Aku ingin merobek tubuh puisi
Yang menggigil di jiwa-jiwa yang sepi
Lalu kubiarkan tangan siapa pun
Merogoh jantungnya yang hampir kehilangan degup
Biar tercecer segala luka
segala lebam
Jika puisi adalah anak-anak yang lahir dari rahim yang berdarah-darah
Dari juang cinta yang bengal
Mampukah kita menjadi orangtua yang baik baginya?
Aku ingin merobek tubuh puisi
Mengeluarkan seluruh di dalamnya
Janji-janji, kata-kata manis yang perlahan membakar dirinya yang sesungguhnya
Pada jalan-jalan penuh sukacita pula bahaya
Aku melihat puisi tumbuh besar bersama suara-suara bergema
Lawan! Lawan! Lawan!
Tapi, bukankah puisi tetaplah puisi?
Sekali waktu ia akan mati.
Yogyakarta, 28 November 2020.
=========
Gelombang
Membuncah di dadanya
Lautan tanpa tepi
Ia, nakhoda mahir membaca peta
Tetapi kehilangan arah
Wakatobi, 1 September 2020.
Oliena Ibrahim, nama pena Indah Sari Ibrahim. Empat puisinya pernah diterbitkan di Jawa Pos dan sejumlah media lain. Salah satu esainya diterbitkan dalam Antologi Esai Sio Ina (2019), dan bisa dihubungi melalui olienaibrahim@gmail.com.