Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation
Sejujurnya saya tidak terlalu banyak kepentingan pribadi lagi dengan Indonesia. Saya telah lama dan nampaknya juga akan memiliki kediaman abadi (pekuburan) di luar negeri. Hanya saja di hati ini ada rasa cinta dan rindu negeri (hubbul wathon) yang selalu mendorong saya untuk memberikan perhatian kepada isu-isu yang terkait dengan Indonesia.
Rasa cinta inilah yang menjadikan saya tetap mengikuti dengan dekat (closely) tapi dari jarak jauh (distance) berbagai situasi yang terjadi di Indonesia. Termasuk situasi politik dan masalah-masalah yang terkait dengan pemilu dan pilpres. Hal yang seringkali dikritisi oleh sebagian. “Sudahlah. Ustadz kan sudah hidup di luar negeri. Ngapain ngurusin lagi Indonesia!”, kata mereka.
Kali ini yang ingin saya tuliskan adalah situasi politik menjelang pemilu (pileg dan pilpres) tahun ini. Beberapa hari lalu saya pernah menuliskan bahwa pemilu kali ini, khususnya pilpres, adalah pemilu dan pilpres terburuk dalam sejarah Indonesia. Ternyata keadaan saat ini bukan saja menggambarkan politik dan pilpres yang buruk. Lebih jauh bahkan menjadi ancaman yang nyata bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan demokrasi itu sendiri.