Ke Majiko
Di daratan sehijau ini
kepala kita masih tetap biru
ikan-ikan berenang di dalamnya
perahu-perahu mengapung di atasnya
ke timur tanjung memanjang
ke barat teluk memutih
ke bisoa,
ke madoto, ke majiko
kita ingin membuang nilon
kita ingin menggulung nilon
seperti hari-hari itu
matahari jadi saksi
bulan jadi sakti
kita jadi bakti.
2021.
=======
Satu Hari Tak Makan Ikan
Kau bilang hidup sebagai anak pesisir
satu hari tak makan ikan adalah lapar yang berhari-hari memberi getar
maka kita-pun berangkat saat langit kembali cerah saat banjir sudah reda
kau duduk di haluan dan aku duduk di buritan dengan posisi berhadapan
ke timur, ke timur, kita berkayuh, perahu-perahu di depan kita tinggalkan.
Saat tima sampai di dasar dan ikan-ikan datang menyambar
pasir, tanjung, pohon-pohon, dan rumah-rumah kita jadikan sebagai nonako
tanpa sauh, mata dan dayung kita tak letih-letih menjadi jangkar dan kemudi
ikan-ikan yang kita naikkan ke perahu seperti warna pala, cengkeh, dan coklat
kita kembali ke barat seperti matahari pulang ke pangku ibunya, berlahan tapi pasti.
Kita tiba di rumah— dan di dapur mama tak ada yang lebih berasap
dari tungku yang harum gonofu, fofau, pisang goreng, dan ikan bakar
kita duduk di bangku panjang– dan tak ada yang lebih bahagia dari piring, leper
cere, dan gelas yang di depannya, mama, kakak, adik, dan cucu makan berhadapan.