Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation
Di sebuah WA group terjadi perdebatan tentang pelaksanaan pemilu, khususnya pilpres kali ini. Walaupun ada yang mencoba memoles dengan polesan warna-warni pujian yang menggelikan, kenyataan dan fakta di lapangan tidak bisa ditutupi. Ragam fakta di lapangan menunjukkan bahwa pilpres kali adalah pilpres yang terburuk dalam sejarah Indonesia.
Penilaian ini tidak ada kaitannya dengan dukungan pada capres-cawapres tertentu. Tapi lebih kepada penilaian rasional yang didasarkan kepada berbagai realita yang ada, yang tanpa malu-malu lagi menginjak-injak aturan dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi bersama.
Kali ini saya sampaikan tujuh fakta yang menjadi alasan penting kenapa pemilu, khususnya pilpres, kali ini sangat buruk.
Satu, keterlibatan kekuasaan dengan cawe-cawe Presiden bahkan jauh sebelum proses-proses pilpres dimulai. Grasak-grusuk yang di perlihatkan secara terbuka oleh Presiden (penguasa) jelas secara etika sangat memuakkan. Akibatnya sebegitu banyak pihak yang dikorbankan, termasuk mereka yang merasa akan dicawaprwskan ketika itu. Puncak dari cawe-cawe dan keterlibatan Presiden (penguasa) ini adalah friksi yang terjadi antara Presiden dan partai pengusungnya (PDIP).