Menurutnya, ini merupakan suatu kebanggaan bagi Politeknik Negeri Ambon dipercaya sebagai tuan rumah dari Sentrinov yang ke 10, artinya, pasti semua akademisi dan dosen Politeknik Negeri Ambon punya semangat untuk kemudian melalui kegiatan ini dapat terus melakukan riset-riset dan pengabdian yang pasti bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polman Ambon, Dr. Pieter Frans mengatakan, dari 44 Politeknik kebetulan Politeknik Negeri Ambon diberikan kesempatan ke-10 jadi nanti Sentrinov ini sampai ke-44.
Sasaran Sentrinov ini, indikator pertama adalah jangka panjang Indonesia sebagai Indonesia Emas 2045, sehingga inovasi-inovasi terapan, teknologi diukur dari Renstranya Presiden.
“Dibawahnya dunia pendidikan, merupakan sharing teknologi terapan Indonesia, tema teknologi terapan berkelanjutan kenapa karena tekonektivitas dengan karakter Maluku. Setiap pulau akan diperhadapkan dengan teknologi terapan,” kata Frans.
Sementara itu, Keynote Speaker William Sabandar melalui zoom mengatakan, pembangunan kita masih berorinetasi berbasis pada pendekatan lahan yang dibangun banyak sekali. Padahal Maluku membutuhkan pelabuhan, Maluku butuh kapal-kapal, Maluku butuh interkoneksi perairan bahkan Maluku membutuhkan banyak bandara supaya pesawat bisa menjangkau lebih banyak pulau.