Porostimur.com, Ambon – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Maluku Rovik Afifudin menyesalkan terjadinya lonjakan penderita HIV-AIDS yang signifikan di kota Ambon setahun belakangan ini.
Penyesalan tersebut disampaikan menyusul data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Ambon
medio Januari sampai Agustus 2023, di mana ditemukan sebanyak 184 kasus baru, dengan data domisili 90 orang ber KTP Ambon dan 94 orang lainnya ber KTP diluar Kota Ambon.
“Bagaimana kita mau berbicara untuk penanganan kasus HIV-AIDS ini, sementara komitmen kita untuk menurunkan sangat kecil, bila dilihat dari persentase alokasi anggaran yang diberikan,” ujarnya kepada jurnalis porostimur.com, Rabu (20/9/2023).
Rovik mengaku heran terhadap pemerintah yang begitu lantng dan ramai membicarakan penanganan stunting, tapi diam soal penanganan HIV-AIDS.
“Kami juga paham, ini merupakan arahan presiden, namun jangan sampai kita kecolongan terhadap hal lain yang berpotensi menyebar dalam waktu singkat,” tukas Afifudin.
“Kita menjadi lupa bahwa ada problem besar seperti HIV-AIDS. Misalnya seberapa maksimal penanganan terhadap HIV-AIDS? berapa besar alokasi anggarannya? Coba dikroscek berapa anggaran yang digelontorkan kepada Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku. Honor mereka saja tidak jelas apalagi anggaran,” imbuhnya.
Rovik menegaskan, jika ini menjadi tanda bahaya, maka harus ada keputusan resmi pemerintah bahwa HIV-AIDS di Maluku, sudah ada pada level yang menakutkan atau membahayakan.
“Maka harus diikuti dengan kebijakan pemerintah untuk menanganinya. Kita harus memperlambat penularannya dengan caranya menggandeng LSM yang concern terhadap ODA, bantu mereka melakukan tugas pendampingan tadi, kalau dianggap ini sudah menjadi warning bagi jita,” cetusnya.
“Jangan hanya masalah stunting saja yang lebih banyak jalan-jalan yang diurusi. Daripada urus stunting yang berlebihan mari fokus terhadap penanganan HIV-AIDS,” pungkas Afifudin. (Vera Renyaan)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News