Dalam pengamatan saya, ketika menjadi anggota DPD-RI, Basri Salama sangat mungkin memporsikan 60-70 persen gajinya menjadi hak Masyarakat, dan hanya 40 atau 30 persen untuk diri dan keluarga.
Dia tidak seperti anggota DPD-RI kebanyakan, Ia berbeda. Ia tidak memiliki rumah pribadi di Jakarta, padahal jika mau, dengan pendapat sebagai anggota DPD-RI, lebih dari cukup untuk membeli rumah, tapi tidak dilakukan-nya. Saya cukup kenal beberapa (kolega) Basri Salama di DPR-RI dan DPD-RI, yang selama menjabat sempat ‘menyisihkan’ beli rumah di wilayah JABODETABEK.
Tentu, ini tidak lepas dari peran dan dukungan dari sang istri (Ana Harsany), sosok PEREMPUAN GURABATI nan tangguh, kuat dan memiliki stamina kesabaran “tingkat dewa” mendampingi Basri Salama. Benarlah uangkapan “dibalik dari sosok seorang lelaki tangguh, pasti terdapat sosok seorang perempuan yang tangguh pula”. Itu pantas di sematkan pada seorang ANA HARSANY
Setidaknya, inilah yang terbaca dalam karya ‘Becoming’ (terjemahan Noura,2019). sebuah buku yang mengisahkan perjalananan seorang Michelle Obama mendampingi suaminya (Barrack Obama) dalam jatuh bangun karier politiknya hingga mencapai puncak sebagai Presiden kulit hitam pertama di Amerika.