Dalam siaran pers tentang peringatan dini cuaca pada 23 Desember, BMKG mendasarkan peringatan dini cuaca ekstrem itu pada keberadaan topan phanfone di Samudera Pasifik timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan arah gerak ke Barat-Barat Laut.
Sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan Utara (925/900mb) yang dikhawatirkan menghambat aliran massa udara basah dari Asia (aktivitas monsoon Asia) terutama untuk wilayah Kalimantan Barat, lalu terdapat sirkulasi siklonik di Jawa Timur (925/700mb) dan di Papua (925/800mb).
Konvergensi yang terbentuk memanjang dari Sumatera Barat hingga Samudera Hindia barat Sumatera, dari Bengkulu hingga Selat Karimata bagian selatan, dari Sulawesi Barat hingga Maluku Utara, di perairan Selatan Bali-Jawa Timur dan di Papua. Daerah belokan angin terdapat di Kalimantan Barat dan Jawa Tengah.
Bulan-bulan Bahaya
Peringatan dini cuaca ekstrem BMKG itu selaras dengan antisipasi yang dibuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Merujuk catatan BMKG, BNPB menyebut Desember dan Januari adalah bulan berbahaya untuk bencana hidrometeorologi. Sebab di kedua masa itu intensitas hujan mulai meningkat sehingga meningkatkan pula potensi bencana banjir dan tanah longsor.