Porostimur.com | Labuha: Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik, merespon baik dialog yang digelar Barisan Muda Salawaku (BMS) Kabupaten Halmahera Selatan.
Dialog bertema “Potret 100 Hari Kerja Usman-Bassam” menghadirkan pembicara Politisi Partai Gelora Husen Said, Ketua tim smart city Syamsuddin Abas, Kabid Sosbud Bappeda Yudi Eka Prasetia yang di pandu oleh Berly Marten berlangsung di Caffe Fatimah Selasa (07/9/2021) malam mulai pukul 21.00 WIT.
Di kesempatan itu, Husen Said memaparkan konsep capaian program 100 hari kerja yang dijalankan belum sepenuhnya dirasakan masyarakat, bahkan tidak sesuai fakta dan realitas, Husen juga mengumbar janji kampanye Bupati untuk datangkan anggaran 7 triliun dari pusat untuk membangun Halsel.
Selain itu, Husen juga mempertanyakan soal program smart city yang ditetapkan di Ibukota Labuha Bacan dengan nada menantang Bupati Halsel Usman untuk menjawab itu.
Diam-diam Bupati Halsel Usman Sidik, menyaksikan dan mengutip pernyataan Husen Said yang terkesan melenceng dari program 100 hari kerja dan program smart city lewat siaran langsung yang disiarkan oleh Saudara Asrula (Sespri) kemudian Bupati bergerak dari kediaman menuju lokasi acara dialog untuk mengklarifikasi ucapan Husen Said itu terkesan amburadul.
Dialog yang awalnya berjalan aman dan lancar itu kemudian menjadi kisruh. Bupati Usman Sidik yang tiba di lokasi kegiatan terlibat debat kusir dengan Husen Said, salah satu narasumber dalam kegiatan itu yang menurutnya keliru serta bias dalam menyampaikan fakta.
Suasana kegiatan tiba-tiba menjadi tegang itu pun membuat acara dialog terhenti bahkan tak lagi berlanjut pada malam tadi.
Di hadapan peserta, narasumber dan para jurnalis yang meliput kegiatan itu, Usman pun meluruskan pernyataan Husen Said yang dianggap keliru.
Menurut Usman, ia tidak pernah menyampaikan dalam masa kampanye Pilkada lalu bahwa akan mendatangkan uang sebesar Rp 7 triliun.
“Perlu diluruskan, saya tidak berjanji seperti yang dituduhkan saudara Husen, itu tidak benar, soal Rp7 triliun itu hanya membandingkan APBD 5 tahun (satu periode) hanya sekitar Rp7 triliun lebih, mestinya pemda mampu akses ke pusat untuk mendorong APBD Halsel lebih meningkat untuk membangun negeri Saruma,” tutur Usman dihadapan Said dan para tamu OKP yang ikut hadir dalam dialog.
Selain itu Usman juga menjelaskan program smart city dihadapan Husen yang disaksikan sejumlah pengurus BMS dan tamu undangan. Konsep Smart City itu merupakan program strategis melalui sistem aplikasi teknologi informasi untuk memudahkan pelayanan masyarakat sebagai solusi menjadikan Ibukota Labuha sebagai kota pintar (Smart City).
Ditambahkan Usman, saya mengapresiasi dialog yang dilaksanakan BMS, namun apa yang dituduhkan Husen itu bentuk fitnah karena merasa dengki dan balas dendam, sehingga saya hadir meluruskan yang sebenarnya. “Apa yang disampaikan Husen itu fitnah, dendam dan dengki, apalagi dia bukan anggota DPRD aktif bahkan diluar dari pemerintahan sehingga tidak paham program yang dikonsepkan,” tutur Usman kepada Ketua BMS Sarwin Hi Hakim.
Setelah itu dialog dihentikan karena mengumpulkan masa terlalu banyak bahkan Satgas covid membubarkan massa dialog karena tidak ada izin acara dialog yang dikeluarkan Satgas.
Diketahui dialog digelar, Barisan Muda Salawaku Halsel hanya melayangkan surat pemberitahuan kepada Polres Halsel namun tidak mengantongi izin Satgas Covid-19 sehingga dialog dihentikan petugas Satgas karena terjadi kerumunan. (adhy)