Gejala Korupsisme Masyarakat

oleh -30 views

Oleh: Tantan Hermansah, Dosen Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

ISTILAH “korupsisme”, yang merupakan “perkawinan” dari kata “korupsi” dan “isme”, mengemuka sebagai bentuk ironi terhadap realitas sosial yang kian mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Korupsisme bukan hanya sekadar tindakan korupsi yang sifatnya sporadis, melainkan telah berubah menjadi suatu sistem yang terstruktur, sistematis, dan terencana.

Tindakan korupsi yang awalnya dilakukan secara sembunyi, kini seolah-olah telah mendapatkan legitimasi sosial.

Di permukaan, banyak yang mengutuk, namun dalam praktiknya, ada semacam pembenaran yang terselubung bahwa ini adalah cara untuk “bertahan hidup” dalam sistem yang ada.

Korupsisme menjadi sejenis ideologi baru, di mana tindakan haram ini bukan lagi dilihat sebagai pelanggaran, melainkan sebagai strategi bertahan atau bahkan berpotensi menyejahterakan dalam struktur sosial dan ekonomi yang berlaku di masyarakat kita saat ini.

Baca Juga  Hamas Siap Bebaskan Semua Sandera Demi Akhiri Konflik Gaza

Sehingga pada titik ini, korupsisme telah melampaui batas kejahatan individual menjadi fenomena kolektif. Bahkan kemudian korupsisme menjadi semacam ‘norma’ baru, di mana tindakan ilegal ini dianggap sebagai langkah rasional dalam menghadapi sistem yang korup.

No More Posts Available.

No more pages to load.