Ketika Tasawuf Menjadi Gerakan Oposisi: Tokoh Utama Imam Hasan Al-Basri

oleh -11 views

TIDAK dapat dibantah bahwa dari sekian banyak para nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW adalah yang paling sukses dalam melaksanakan tugas.

Ketika beliau wafat, boleh dikatakan seluruh Jazirah Arabia telah menyatakan tunduk kepada Madinah. Dan tidak lama setelah itu, di bawah pimpinan para khalifah, daerah kekuasaan politik Islam dengan amat cepat meluas sehingga meliputi hampir seluruh bagian dunia yang saat itu merupakan pusat peradaban manusia, khususnya kawasan inti yang terbentang dari Sungai Nil di barat sampai Sungai Amudarya (Oxus) di timur.

Sukses luar biasa di bidang militer dan politik itu membawa berbagai akibat yang sangat luas. Salah satunya ialah bahwa sejak dari semula terdapat perhatian yang amat besar pada kaum Muslim, khususnya para penguasa, pada bidang-bidang yang menyangkut masalah pengaturan masyarakat.

Baca Juga  Pilkada 2024: Mengabaikan Suara Kelas Menengah

“Maka tidaklah mengherankan bahwa dari berbagai segi agama Islam, bagian yang paling awal memperoleh banyak penggarapan yang serius, termasuk penyusunannya menjadi sistem yang integral, ialah yang berkenaan dengan hukum,” tulis Cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid atau Cak Nur dalam bukunya berjudul “Islam Doktrin dan Peradaban”.

Sedemikian rupa kuatnya posisi segi hukum dari ajaran agama itu, menurut Cak Nur, sehingga pemahaman hukum agama menjadi identik dengan pemahaman keseluruhan agama itu sendiri, yaitu “fiqh” (yang makna asalnya ialah “pemahaman”), dan jalan hidup berhukum menjadi identik dengan keseluruhan jalan hidup yang benar, yaitu “syariah” (yang makna asalnya ialah “jalan”).

No More Posts Available.

No more pages to load.