Kisah Koboi Purbaya dalam Lanskap Indonesia

oleh -42 views

Oleh: Lukas Luwarso, Jurnalis Senior, Kolumnis

Baru sebulan menjabat, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berhasil mencuri perhatian publik dan sorotan media. Berbagai gebrakan dan pernyataannya mengagetkan. Mengingatkan narasi lakon film koboi Spaghetti Western ala Sergio Leone era 1960-an: “A Fistful of Dollars”; “For a Few Dollars More”; “The Good, The Bad, and The Ugly”.

Membaca berbagai judul pemberitaan media seminggu terakhir: “Purbaya Tolak APBN Buat Bayar Utang Whoosh”; “Purbaya Akan Bubarkan Satgas BLBI”; “Purbaya Mau Hapus Triliunan Tunggakan Iuran BPJS.” Atau lontarannya: “serapan APBN 2025 tidak maksimal, ada banyak uang nganggur.”

Purbaya menempatan dana 200 triliun ke bank untuk menggerakkan ekonomi, dan melontarkan perlunya “reformasi fiskal tanpa kompromi”. Ia menantang Lord Luhut Panjaitan, tidak akan menggunakan anggaran negara (APBN) untuk mendanai pembangunan family office di Bali, menolak membayar utang kereta cepat Woosh, dan akan memangkas dana MBG yang tak terserap.

Purbaya sedang memerankan figur “Django”, koboi penembak cepat, di lanskap padang tandus politik-ekonomi Indonesia yang korup dan birokrasi yang lemot. Di ruang publik, Purbaya berani mempersoalkan stagnasi ekonomi. Di lahan politik, langkahnya membuat banyak pihak gemas: ini koboi yang sedang mencari solusi atau sedang membuat problem baru? Menantang para bandit-gangster lama di padang-politik-uang peninggalan Jokowi?

No More Posts Available.

No more pages to load.