Porostimur.com, Tidore – Sudah 79 Tahun Indonesia Merdeka. Sudah 25 tahun Maluku Utara mekar dari Provinsi Maluku. Akan tetapi, ada suara-suara di Oba Selatan yang bertanya, inikah merdeka?
“Torang di Oba Selatan belum merdeka,” kata seorang warga kepada wartawan.
Bayangkan, ada gadis-gadis remaja Halmahera. Mereka masih sekolah. Dengan seragam putih abu-abu dan hijab membungkus kepala, sungguh terlihat bersih dan cantik. Saban hari, mereka melintasi jalan raya penuh lubang. Jika musim hujan tiba, kubangan lumpur ada di mana-mana. Lumpur bagai bubur coklat hitam. Di situlah, mereka melintas untuk bisa sampai ke sekolah, membangun jiwa raga untuk Indonesia Raya.
Mau bagaimana lagi. Begitulah potret Oba Selatan pada sosok siswa-siswa SMA Negeri 7 Tidore Kepulauan yang tinggal di Desa Nuku Kecamatan Oba Selatan Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Sekolah SMA di Desa Lifofa berjarak 7 km dari rumah di Nuku, sungguh penuh drama. Jika hujan deras, mereka tidak ke sekolah. Kalau pun ke sekolah, mereka basah kuyup, dengan sepatu penuh lumpur.
Situasi di Kecamatan Oba Selatan Kota Tidore Kepulauan, bukanlah sebuah misteri yang tidak pernah terungkap. Media-media di Ternate bahkan Jakarta sudah banyak memaparkan duka nestapa masyarakat di sana. Mahasiswa dan warga bahkan sudah menggelar aksi unjuk rasa di Ternate. Pemerintah Provinsi Maluku Utara maupun Kota Tidore Kepulauan sudah tahu sama tahu. Namun, jerit pilu masih tetap terdengar dari Oba Selatan.