Jika kita menilik studi kasus tentang efisiensi anggaran dan inefisiensi kinerja, maka beberapa studi kasus menunjukkan bahwa efisiensi atau pemangkasan anggaran yang berlebihan justru dapat menyebabkan berbagai permasalahan dalam pelaksanaan tugas organisasi.
Sebagai contoh, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, melakukan pemangkasan anggaran pada tahun 2018-2021 dengan menghentikan bantuan luar negeri dan mengurangi pengeluaran federal. Langkah ini termasuk penutupan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan penggabungan beberapa departemen, yang berdampak pada berbagai sektor seperti pendidikan dan bantuan internasional.
Negara Jerman pada tahun 2024 saat menghadapi tekanan finansial dan mengambil kebijakan pengurangan anggaran pada sektor kesehatan, memiliki dampak yang memaksa rumah sakit untuk melakukan sebanyak mungkin operasi, meskipun tidak selalu memiliki kualifikasi yang memadai. Hal ini disebabkan oleh sistem pembiayaan yang mendorong rumah sakit untuk meningkatkan jumlah prosedur demi pendapatan, yang pada gilirannya dapat menurunkan kualitas layanan kesehatan.
Negara Vietnam pada tahun 2025 ini juga mengurangi jumlah kementerian dan lembaga dari 30 menjadi 22 sebagai langkah efisiensi anggaran. Kebijakan ini berdampak pada berbagai sektor, termasuk media, pegawai negeri, kepolisian, dan militer. Sekitar 100.000 pegawai negeri diberhentikan atau ditawarkan pensiun dini, menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas pekerjaan dan kualitas layanan publik.