Porostimur.com, Ambon – Peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal (OTK) di kawasan hutan Desa Hulaliu dan Desa Aboru, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, dan menyebabkan satu warga tewas tertembak dan satu warga lainnya luka.
Polisi menyebut hal ini terjadi karena masih adanya senjata api yang berada di tangan masyarakat dan kerap digunakan saat ada konflik antar warga.
“Yang jelasnya, ini kemarin dari konflik sosial kemarin (tahun) 99 itu, setelah itu kan masih banyak warga menyimpan senjata,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Muhammad Roem Ohoirat, Selasa (15/2/2022).
Roem mengatakan berbagai jenis senpi dikuasai warga desa yang berkonflik. Di antaranya senjata api rakitan hingga senjata api organik.
“Hal ini bisa dibuktikan dengan setiap kali ada kejadian, selalu masyarakat ada yang menggunakan senjata rakitan ada yang mungkin senjata organik. Ini yang sangat kita sayangkan,” tutur Roem.
Sebelumnya, kelompok massa dari Desa Hulaliu dan Desa Aboru di Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku nyaris bentrok di area perbatasan desa sekitar 3 minggu lalu. Bentrokan dapat dicegah setelah polisi dan TNI diterjunkan ke lokasi.
“Sudah hampir 3 minggu lalu sehingga terjadi konsentrasi massa sehingga anggota sudah di sana,” tutur Roem.
Kemudian pada Senin (14/2), seorang warga Hulaliu bernama Yonas Isaak (46) tewas ditembak secara misterius di hutan yang menjadi perbatasan Desa Hulaliu dan Aboru. Penembakan ini lantas memicu kelompok massa dari dua desa kembali berkumpul di perbatasan desa.
Penembakan itu juga membuat polisi kembali menerjunkan 2 peleton disusul 1 kompi aparat kepolisian untuk meredam konsentrasi 2 kelompok massa di lokasi. Sejumlah aparat TNI juga bersiaga di lokasi.
Hingga pada Selasa (15/2) hari ini, terdengar sejumlah suara tembakan dari dalam hutan. Dilaporkan seorang warga berinisial YN (50) tewas tertembak dan warga berinisial MT (27) mengalami luka tembak.
Ia menambahkan, saat ini Kondisi sudah kondusif, pihak keamanan sudah memperketat penjagaan di perbatasan dan Polairud juga melakukan patroli laut antisipasi orang-orang tidak bertanggung jawab.
Sementara itu dari informasi yang diperoleh media ini, diduga penyerangan terhadap warga Dusun Naila, Desa Aboru kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah, merupakan aksi balasan akibat meninggalnya warga Hulaliu pada Senin (14/2/2922) kemarin akibat ditembak oleh orang tak dikenal (OTK).
Sementara itu salah satu warga Aboru yang enggan namanya disebutkan ketika dihubungi via telepon membenarkan informasi tersebut.
Menurutnya, ada tiga speedboat menggunakan senjata organik menyerang Dusun Naila pagi tadi.
“Dong pake 3 speddboat ganggu dari laut, supaya perhatian ke laut, baru dong masuk lewat hutan, ” ujarnya. (red)