Warga Tomalou Minta BWS Malut Perhatikan Kebutuhan Sarana Prasarana Nelayan

oleh -66 views

Porostimur.com, Tidore – Sebagai kampung nelayan nasional yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nomor: 109/KEPMEN-KEP, Tahun 2020 sebagai kampung nelayan maju, warga Kelurahan Tomalou, Kota Tidore Kepulauan kini meminta agar diperhatikan kebutuhan sarana dan prasarana dari Balai Wilayah Sungai.

Sebagaimana diketahui, Kelurahan Tomalou memiliki jumlah pendidik sebanyak 3.200.000 jiwa dengan luas wilayah sebesar 173,38 hektar. Sebab, dahulu para kolano telah memperkenalkan kampung nelayan ini di wilayah Timur Nusantara.

Hal ini ditegaskan oleh koordinator makan sate ikan terbanyak, Janhar Rabo dalam sambutannya, nelayan Tomalou telah diakui eksistensinya sejak tahun 1512 dengan memiliki determinasi yang meliputi wilayah Maluku Utara, Maluku, Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, bahkan nelayan jepang dan prancis datang belajar mancing di kampung Tomalou.

Baca Juga  Gubernur dan Wagub Maluku Terima Gelar Adat dari Majelis Latupati

“Untuk keberlanjutan kebutuhan sarana dan prasaran pendukung nelayan Tomalou, antara lain, pembangunan breakwater, peningkatan jalan produksi, pembangunan mesium nelayan peningkatan jalan produksi dan pemukiman masyarakat, serta pengembangan sentra pengembangan terpadu,” ucap Janhar, dan juga Lurah Tomalou dalam kegiatan makan sate ikan terbanyak, Senin (11/12/2023).

Janhar bilang, kebutuhan infrastruktur tersebut merupakan sangat urgen, masyasarakat Tomalou memiliki armada ikan terbesar di Maluku Utara, namun tidak mempunyai berlabunya armada yang permanen.

Kebutuhan infrastruktur tersebut, merupakan kebutuhan yang sangat urgen, karena kami memiliki armada ikan terbesar di Maluku Utara, namun nelayan kami tidak mempunyai berlabunya kapal.

Menurutnya, Kampung Nelayan Tomalou memiliki 25 unit armada, akan tetapi hancur diterjang ombak pada beberapa tahun lalu.

“Melihat kondisi itu, maka kami mohon kepada Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai, untuk sekiranya bisa merelisasikan kebutuhan nelayan kami, maupun jalan masyarakat yang dibangun secara swadaya sepanjang 10 kilo meter agar diminta agar peningkatan kembali,” jelasnya.

Melalui kesempatan ini, Janhar menambahkan, bahwa kegiatan rekor muri makan sate ikan terbanyak ini, upaya mempertegas jadi diri kami sebagai kampung nelayan utama di Provinsi Maluku Utara.

“Meski demikian, kegiatan makan ikan sate terbanyak ini, bagian dari rangkaian pelaksanaan Hari Nusantara. Hal tersebut, berkat kerjasama antara masyarakat Tomalou, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, dan didukung oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku Utara,” beber Janhar.

Baca Juga  Jejak Langkah Nenek Nursadek, Penyapu Jalan di Ternate Menuju Baitullah

Daripada itu, kepada Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, Pemerintah Provinsi Malaku Utara, dan Balai Jalan agar bisa memperhatikan jalan kami, sebab pengembangan kampung Tomalou ini sudah harus lari ke daerah gunung.(Mansyur Armain)

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.