Porostimur.com, Gaza – Israel masih melanjutkan kampanye militernya di Jalur Gaza. Seakan tidak peduli dengan penderitaan warga sipil di sana, Tel Aviv tetap menjalankan serangan-serangannya yang diklaim untuk menumpas kelompok Hamas.
Pada strateginya untuk menumpas Hamas di Gaza, Israel selama ini lebih sering menggunakan serangan udara. Mereka biasa mengandalkan serangan dari jarak jauh seperti menggunakan rudal hingga helikopter.
Taktik Israel itu dianggap sejumlah pihak sebagai cara pengecut. Alih-alih perang langsung dari jarak dekat dengan serdadu Hamas, mereka lebih menyukai cara serangan udara. Secara tidak langsung, hal tersebut membuktikan lemahnya tentara Zionis dalam pertempuran jarak dekat.
Tentara Israel Lemah dalam Pertempuran Jarak Dekat di Gaza
1. Selalu Mengandalkan Serangan Udara
Bukti tak terbantahkan dari pendapat yang menyebut Israel lemah dalam pertempuran jarak dekat bisa dilihat dari seringnya mereka memakai serangan udara di Gaza. Pengeboman dari udara yang dilakukan Angkatan Udara Israel biasa menargetkan kamp pengungsi, sekolah ,rumah sakit, tempat ibadah hingga infrastruktur sipil lainnya.
Mengutip Almayadeen, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med memperkirakan bahwa Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bom di Gaza selama periode Oktober 2023 hingga April 2024. Ironisnya, jumlah itu melampaui gabungan bom yang dijatuhkan di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II.