“Adalah yang bisa aku bantu?” tanyanya sesaat setelah gadis itu menoleh.
“Beliau ayahku. Keluargaku satu-satunya.” ucapnya serak, “tunggulah di sini. Aku akan mengurus ambulan dan lainnya.”
“Biar aku yang urus. Kamu di sini saja.” ucap Andre. Rumah sakit ini adalah rumah sakit tempat ayahnya bekerja. Sepertinya tidak sulit untuk meminta bantuan padanya. Dia hanya perlu menyingkirkan egonya. Entah, rasanya ia tak tega melihat gadis itu.
Setelah perdebatan panjang berakhir janji pulang ke rumah, Andre mendapatkan ambulan untuk mengusung jenazah ayah gadis itu. Kali ini ia tak akan lupa menanyakan namanya hari ini. Mereka berdua naik ke ambulan. Entah mengapa Andre tak sampai hati meninggalkan gadis itu.
“Apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Andre melihat gadis di sebelahnya sudah lebih tenang.
“Ayah korban tabrak lari.” jawabnya pendek.
“Aku Andre, cowok yang waktu itu kamu antarkan ke ruang administrasi.” kata Andre memperkenalkan diri.
“Saya Alin.”
“Terima kasih atas bantuannya. Waktu itu aku belum sempat bilang.” lanjut Andre.
“Terima kasih juga. Hari ini kamu telah banyak membantu saya.” balasnya.
Keduanya diam hingga sampai di depan rumah sederhana terbuat dari papan namun asri. Dengan bantuan para tetangga, pemakaman ayah Alin berjalan dengan lancar.